Bismillah..
teringat beberapa bulan yang lalu. saat ayahanda mengajakku berkunjung ke tempat yang luar biasa kehidupannya. tempat yang sangat istimewa bagi mereka yang memahami, tapi bisa jadi tempat yang sangat menjijikkan bagi mereka yang melihat dengan mata yang tertutup.
masih di sekitar bekasi dan sekitarnya, BANTAR GEBANG.
gunung berwarna warni itu berwangi-wangian semerbak harum bagi mereka yang menikamtinya. awal memasuki pintu masuk TPA itu, atau sebelumnya, saat melintasi arah menuju tempat yang luar biasa itu, keharumannya sudah tercium bukan main. tapi sepertinya mereka yang berada di sana dan sekitarnya tidak pernah mempermasalahkan apa yang mereka hirup sehari-hari. wajah mereka menggambarkan kesyukuran atas pola pernafasan yang Tuhan berikan. subhanallah.
gundukan yang sehari-harinya makin tinggi menjulang ini, bukan buangan sial bagi sebagian masyarakat yang justru menggantungkan nasib hari itu di sana.
pada tahun 2009, kota ini pernah meraih prestasi membanggakan, Piagam Adipura.
walaupun di tahun-tahun sebelumnya, kota patriot ini mendapat predikat kota metropolitan terkotor. menurut data yang ada, setiap harinya, tidak kurang dari 6000 ton sampah-sampah rumah tangga dan lainnya diantar ke TPA Bantar Gebang. resiko longsornya gunung sampah ini tidak menyurutkan semangat mereka memanggul karung-karung yang nantinya menjadi tas kantor mereka. sungguh memprihatinkan mengamati lingkungan yang dihuni bukan hanya orang dewasa. mereka yang masih mengemban usia batita bahkan cuek menikmati pola hidup keluarganya. bahaya berbagai macam jenis penyakit yang mengintai mereka juga tidak menjadi alasan mereka tidak bekerja dengan giat.
di sana, banyak genangan hitam yang hmm baunya dapat anda tebak sendiri. entah limbah yang berapa usianya yang menghuni tempat itu. lalat yang berterbangan di sana seperti kupu-kupu cantik yang juga tidak mengganggu kenyamanannya mengais rezeki hari demi hari.
mereka tak berpenghasilan seberapa, yang menurutku tak pantas untuk imbalan seorang yang bekerja dengan resiko yang luar biasa bahayanya. kadang saat terlihat beberapa bahan pangan, sayur mayur yang masih layak dimakan -menurut ukuran mereka- tanpa segan mereka juga mengonsumsinya. miris melihat mereka yang diberikan kehidupan yang jauh dari layak tetap bisa tulus tersenyum, tetap bersemangat belajar, dan tanpa malas-malasan bekerja demi membaiknya keadaan perekonomian keluarganya yang sebenarnya tak kunjung membaik. semangatnya menunjukkan Tuhan tetap berlaku adil terhadap hambaNya termasuk mereka. tawa mereka memperlihatkan bagaimana Tuhan tetap memperhatikan dan menyayanginya tanpa sedikitpun raut kecewa mendapat cerita hidup seperti itu. mungkin jika aku mendengar keluhannya langsung, aku akan datang menghapus langsung air mata para pemanah takdir pahit kehidupan itu.
yang tak terbayangkan adalah jika suatu saat nanti ketegasan pemerintah untuk menutup TPA Bantar Gebang karena ke-overload-an nya limbah yang dibuang di sana. mereka yang tak pernah merusak kedamaian hidup mereka para petinggi, juga pastinya tidak bisa berbuat banyak mempertahankan lahan pekerjaannya. lahan 110 hektar lebih ini yang menjadi PR penting untuk kebersihan kota Bekasi tercinta dihari selanjutnya. kebersihan sebagian dari iman tidak boleh diacuhkan begitu saja. dikarenakan bekasi masih akan dihuni generasi-generasi cerdas selanjutnya yang akan menikmati keteledoran salah pengelolaan lingkungan sekitar yang ditangani sekarang.
sangat diharapkan generasi sekarang yang hidup dalam sanitasi yang sehat, bisa lebih menghargai kehidupan yang Tuhan batasi, entah sampai kapan.
mari kita tinggalkan doa untuk mereka yang di sana, semoga Allah menjaga senyum mereka, saudara kita yang terus berjuang hingga hari ini meningkatkan anak tangga untuk impian hebatnya, dan kelak Tuhan akan mengindahkan hidupnya, jauh lebih indah dari apa yang kita dapatkan, di dunia, dan di syurgaNya kelak :)
baca selengkapnya (sumber) :
http://megapolitan.kompas.com/read/2009/03/04/06330238/industrialisasi.sampah.masa.depan.tpa.bantar.gebang
http://bloggerbekasi.com/2010/02/04/cinta-bekasi-cinta-bantar-gebang-potret-kota-dalam-pengelolaan-sampah.html
Selamat Membaca, Semoga Bermanfa'at , Bismillah..
Kamis, 27 Januari 2011
Rabu, 26 Januari 2011
UNPREDICTABLE
Kalau saya tau di mana, saya tidak akan bertanya. Saya memang bukan pribadi yang mudah untuk berbagi. Dan saya bukan orang yang berani bertanya semua yang saya ragukan.
Saya lebih sering diam, melihat, dan menilai serta menyimpulkan apa yang saya pantau.
Mengenai pendapat anda?
Itu bukan hal penting yang dapat langsung mempengaruhi penilaian saya tentang anda, dia atau mereka.
Saya bukan orang yang pandai mengendalikan banyak kepala dalam sekali pertemuan. Karena saya memang bukan psikiater yang lumrahnya dapat memahami banyak karakter manusia.
Serinkali saya memilih diam dibanding harus mengekspose semua pendapat saya, tentang apapun itu. Karena dengan diam saya bisa menilai, apakah pendapat saya layak diargumenkan, atau memang tempatnya hanya tertahan sampai garis sebelum mulut.
Saya bukan orang yang peka dan dapat mudah memaafkan orang lain. Seperti halnya manusia biasa. Penyakit hati ini mungkin memang terlalu akut untuk diobati.
Saya senang berada disekitar orang yang mengajak saya tertawa, tapi tidak untuk berada disekitar orang yang menertawakan saya.
Saya pernah berprediksi tentang masa depan saya, dan anda tahu kelanjutannya? Saya menjadi pesimis dan takut untuk bermimpi indah, karena saya belum bisa siap dengan resiko keputusan yang saya buat sendiri.
Saya pernah menjadi realita cerita cinta, yang selalu kandas tak tertata. Kalau saya mengenang lembaran kisah asmara kemarin, rasanya hati saya tak lagi ada tempat untuk hal yang berasaskan atas nama cinta. Tapi lagi-lagi, saya manusia normal yang memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. Mungkin satu dua kali saya akan terus mencoba berdiri. Tapi untuk luka selanjutnya? Entahlah saya juga tak mau bermimpi merobek hati dengan pilihan saya sendiri.
Rasanya tak pantas kalau hati ini terus disiksa atas nama cinta. Saya tak bisa menepis kalau saya pernah sakit hati, tapi saya tahu, diri ini juga berhak bahagia karena cinta yang indah. Semoga hati ini bisa memaklumi keegoisan diri, dan semoga semua akan cepat menjadi pembelajaran, evaluasi untuk merevolusi diri ini menjadi lebih baik. Saya percaya, Allah mendengar pengaduan ini, dan semoga cukup Dia yang menjadi penenang hati ini sampai nanti takdir mengetuk palu, siapa yang Tuhan hadiahi untukku.
I'll try to keep my best spirit for the better story in my life insyaAllah :)
Saya lebih sering diam, melihat, dan menilai serta menyimpulkan apa yang saya pantau.
Mengenai pendapat anda?
Itu bukan hal penting yang dapat langsung mempengaruhi penilaian saya tentang anda, dia atau mereka.
Saya bukan orang yang pandai mengendalikan banyak kepala dalam sekali pertemuan. Karena saya memang bukan psikiater yang lumrahnya dapat memahami banyak karakter manusia.
Serinkali saya memilih diam dibanding harus mengekspose semua pendapat saya, tentang apapun itu. Karena dengan diam saya bisa menilai, apakah pendapat saya layak diargumenkan, atau memang tempatnya hanya tertahan sampai garis sebelum mulut.
Saya bukan orang yang peka dan dapat mudah memaafkan orang lain. Seperti halnya manusia biasa. Penyakit hati ini mungkin memang terlalu akut untuk diobati.
Saya senang berada disekitar orang yang mengajak saya tertawa, tapi tidak untuk berada disekitar orang yang menertawakan saya.
Saya pernah berprediksi tentang masa depan saya, dan anda tahu kelanjutannya? Saya menjadi pesimis dan takut untuk bermimpi indah, karena saya belum bisa siap dengan resiko keputusan yang saya buat sendiri.
Saya pernah menjadi realita cerita cinta, yang selalu kandas tak tertata. Kalau saya mengenang lembaran kisah asmara kemarin, rasanya hati saya tak lagi ada tempat untuk hal yang berasaskan atas nama cinta. Tapi lagi-lagi, saya manusia normal yang memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. Mungkin satu dua kali saya akan terus mencoba berdiri. Tapi untuk luka selanjutnya? Entahlah saya juga tak mau bermimpi merobek hati dengan pilihan saya sendiri.
Rasanya tak pantas kalau hati ini terus disiksa atas nama cinta. Saya tak bisa menepis kalau saya pernah sakit hati, tapi saya tahu, diri ini juga berhak bahagia karena cinta yang indah. Semoga hati ini bisa memaklumi keegoisan diri, dan semoga semua akan cepat menjadi pembelajaran, evaluasi untuk merevolusi diri ini menjadi lebih baik. Saya percaya, Allah mendengar pengaduan ini, dan semoga cukup Dia yang menjadi penenang hati ini sampai nanti takdir mengetuk palu, siapa yang Tuhan hadiahi untukku.
I'll try to keep my best spirit for the better story in my life insyaAllah :)
Selasa, 25 Januari 2011
ayah tak pernah 'sibuk' nak :)
bismillah..
Lelah memang selalu menjadi penutup hari yang tidak selalu merepotkan. kadang justru membuat kepuasan tersendiri setelah semua aktivitas terdaftar menjadi rutinitas yang kurasakan 4 bulan lebih belakangan ini. datang menyampaikan niat untuk menuntut ilmu dan pulang memamerkan sisa senyum yang masih bisa kulakukan untuk mereka yang menunggu kepulanganku.
sore senja yang indah saat itu. matahari masih hangat menyelimuti bekasi dan sekitarnya, padat lalu lintas dengan derum kendaraan yang dikemudi berbagai macam profesi tidak mengurangi indah senja itu yang aku rasakan. langkah kaki ini gontai setengah bersemangat menyebrangi padat lalu lintas sore itu. beberapa menit berdiri, yang kutunggu2 datang juga, alhamdulillah, akhirnya :)
di dalam tidak diisi banyak penumpang, yang kuperhatikan hanya seorang ibu yang duduk disamping pengemudi hebat itu, dan satu penumpang yang duduk di posisi tak jauh dariku. seperti biasa, menikmati perjalanan, memperhatikan betapa negeri ini di isi oleh manusia2 yang tidak 'pemalas', menyimpulkan ini dan itu menurut pemahamanku, menikmati indahnya sungai kalimalang sebagai saluran air yang sejarahnya berawal saat abad ke-5, zaman kerajaan Tarumanegara, mengalir bening bersinar kecoklatan, memantulkan sinar senja sang Raja Api seraya saling balas membalas senyum.
pembicaraan awal yang kudengar, ibu itu bertanya tentang jalur menuju komsen yang itu berarti tepat searah denganku. tapi segan rasanya menimpali pembicaraan yang sedang berlangsung. jadi aku hanya diam mendengarkan sambil menahan keinginan angkat suara. angkutan umum itu terus melaju tanpa singgah di pemberhentian pangkalan seperti kebanyakan angkutan umum 58 lainnya. sampai akhirnya menit2 terakhir aku harus turun berpindah tempat duduk ke angkutan umum K37. sebelum akhirnya melangkah turun, tak bermaksud tapi terdengar ya jadi mau tak mau harus mendengar, percakapan antara pengemudi dan ibu2 baik hati yang duduk disampingnya. awal mulanya ketika selular phone mlik sang pengemudi berdering. kaget yang kurespon langsung lenyap sesaat setelah aku tau dengan siapa bliau berbicara.
"hallo assalamu'alaikum", sapa pengemudi itu ramah pada makhluk mungil di seberang sana. "udah makan nak?", "oohh mau bapak bawain apa?", "sate apa sayang? ayam iya ayam?", "yaudah, nanti tunggu bapak pulang ya, jangan tidur dulu, obatnya udh diminum blm nak?", "yang rajin ya, biar cepet sembuh", "he'eh yang pinter ya, bapak kerja dulu", "wa'alaikumussalam". Ya Allah, sungguh Kau Yang Maha Melapangkan hati bapak ini, ujian yang Kau berikan ternyata tak melunturkan semangatnya menjaga kasih sayangnya untuk malaikat keil titipanMu di sana. sedikit tersirat rasa iri dan cemburu menyimak cerita singkat yang penuh ketulusan cinta. kondisi sibuk menyetir, lelah penat dan penghasilan yang tidak selalu menenangkan ternyata tidak menghalangi dirinya untuk terus bersabar dan menjaga kebahagiaan keluarganya walau tanpa bertatap muka. subhanallah.
spontan sang ibu tadi bertanya, "anaknya sakit apa pak?", bapak baik itu menjawab, "demam bu, udah 2 hari", "umur brp pak?" balas ibu tadi. "baru jalan 2th". dan tak terasa, its time. aku harus turun dan itu artinya begitupun dgn ibu tadi. saat membayar, aku bilang ke ibu baik hati, "mau ke komsen ya bu? bareng sama saya aja :)", "oohh naik ke arah komsen jg de? yaudah yuk". setelah menutup sementara obrolan singkat itu, aku menyerahkan uang sambil menyampaikan simpatiku kepada bapak baik hati td, "cepet sembuh y pak anaknya :)", "ooohh iya, makasih y de :)" setelah berbalas senyum, tiba saatnya aku menyebrang bersama ibu tadi.
bliau erat menggenggam lenganku, bersiap menyebrang sesaat teringat ummiku dirumah. kami menyebrang dan berjalan menuju angkutan umum yang sedang transit di pangkalan sambil sedikit mengobrol, sekedar menanyakan tempat kuliahku dan seputar itu. kami tiba di ambang pintu angkutan umum K37, aku otomatis langsung mengambil posisi di bagian belakang, diikuti oleh ibu itu. sesaat memandangku heran dan bertanya "kenapa milih duduk di belakang de?", "oh gpp bu :)" balas ku dgn sdikit tertawa. "oohh ibu pindah depan gpp ya?", "silahkan bu:)"
akhirnya ibu tadi pindah dan aku d belakang dengan beberapa penumpang lainnya.
heningnya selama perjalanan masih mengingatkan ku tentang cerita tadi. entah mengapa hati ini sangat tertegun menyimaknya. tak terasa, sampai lah saatnya aku melanjutkan perjalanan terakhirku sampai sebelumnya tiba di rumah. saat membayar, kembali aku menyapa ibu tadi, "bu saya duluan ya, bang nanti ibunya mau turun d komsen", "iya neng" balas abang angkot". dan ibu itu masih melontarkan kata2nya, "rumahnya d mana de?", " tu bu masih ke dalem lg, saya duluan ya bu :)", "iya, makasih y de :)" dan angkutan umum itu melaju memisahkan tatap mukaku dengan ibu tadi. dan aku, masih tersenyum mengenang cerita ayah malaikat kecil tadi, pengemudi angkot yang hebat :)
Lelah memang selalu menjadi penutup hari yang tidak selalu merepotkan. kadang justru membuat kepuasan tersendiri setelah semua aktivitas terdaftar menjadi rutinitas yang kurasakan 4 bulan lebih belakangan ini. datang menyampaikan niat untuk menuntut ilmu dan pulang memamerkan sisa senyum yang masih bisa kulakukan untuk mereka yang menunggu kepulanganku.
sore senja yang indah saat itu. matahari masih hangat menyelimuti bekasi dan sekitarnya, padat lalu lintas dengan derum kendaraan yang dikemudi berbagai macam profesi tidak mengurangi indah senja itu yang aku rasakan. langkah kaki ini gontai setengah bersemangat menyebrangi padat lalu lintas sore itu. beberapa menit berdiri, yang kutunggu2 datang juga, alhamdulillah, akhirnya :)
di dalam tidak diisi banyak penumpang, yang kuperhatikan hanya seorang ibu yang duduk disamping pengemudi hebat itu, dan satu penumpang yang duduk di posisi tak jauh dariku. seperti biasa, menikmati perjalanan, memperhatikan betapa negeri ini di isi oleh manusia2 yang tidak 'pemalas', menyimpulkan ini dan itu menurut pemahamanku, menikmati indahnya sungai kalimalang sebagai saluran air yang sejarahnya berawal saat abad ke-5, zaman kerajaan Tarumanegara, mengalir bening bersinar kecoklatan, memantulkan sinar senja sang Raja Api seraya saling balas membalas senyum.
pembicaraan awal yang kudengar, ibu itu bertanya tentang jalur menuju komsen yang itu berarti tepat searah denganku. tapi segan rasanya menimpali pembicaraan yang sedang berlangsung. jadi aku hanya diam mendengarkan sambil menahan keinginan angkat suara. angkutan umum itu terus melaju tanpa singgah di pemberhentian pangkalan seperti kebanyakan angkutan umum 58 lainnya. sampai akhirnya menit2 terakhir aku harus turun berpindah tempat duduk ke angkutan umum K37. sebelum akhirnya melangkah turun, tak bermaksud tapi terdengar ya jadi mau tak mau harus mendengar, percakapan antara pengemudi dan ibu2 baik hati yang duduk disampingnya. awal mulanya ketika selular phone mlik sang pengemudi berdering. kaget yang kurespon langsung lenyap sesaat setelah aku tau dengan siapa bliau berbicara.
"hallo assalamu'alaikum", sapa pengemudi itu ramah pada makhluk mungil di seberang sana. "udah makan nak?", "oohh mau bapak bawain apa?", "sate apa sayang? ayam iya ayam?", "yaudah, nanti tunggu bapak pulang ya, jangan tidur dulu, obatnya udh diminum blm nak?", "yang rajin ya, biar cepet sembuh", "he'eh yang pinter ya, bapak kerja dulu", "wa'alaikumussalam". Ya Allah, sungguh Kau Yang Maha Melapangkan hati bapak ini, ujian yang Kau berikan ternyata tak melunturkan semangatnya menjaga kasih sayangnya untuk malaikat keil titipanMu di sana. sedikit tersirat rasa iri dan cemburu menyimak cerita singkat yang penuh ketulusan cinta. kondisi sibuk menyetir, lelah penat dan penghasilan yang tidak selalu menenangkan ternyata tidak menghalangi dirinya untuk terus bersabar dan menjaga kebahagiaan keluarganya walau tanpa bertatap muka. subhanallah.
spontan sang ibu tadi bertanya, "anaknya sakit apa pak?", bapak baik itu menjawab, "demam bu, udah 2 hari", "umur brp pak?" balas ibu tadi. "baru jalan 2th". dan tak terasa, its time. aku harus turun dan itu artinya begitupun dgn ibu tadi. saat membayar, aku bilang ke ibu baik hati, "mau ke komsen ya bu? bareng sama saya aja :)", "oohh naik ke arah komsen jg de? yaudah yuk". setelah menutup sementara obrolan singkat itu, aku menyerahkan uang sambil menyampaikan simpatiku kepada bapak baik hati td, "cepet sembuh y pak anaknya :)", "ooohh iya, makasih y de :)" setelah berbalas senyum, tiba saatnya aku menyebrang bersama ibu tadi.
bliau erat menggenggam lenganku, bersiap menyebrang sesaat teringat ummiku dirumah. kami menyebrang dan berjalan menuju angkutan umum yang sedang transit di pangkalan sambil sedikit mengobrol, sekedar menanyakan tempat kuliahku dan seputar itu. kami tiba di ambang pintu angkutan umum K37, aku otomatis langsung mengambil posisi di bagian belakang, diikuti oleh ibu itu. sesaat memandangku heran dan bertanya "kenapa milih duduk di belakang de?", "oh gpp bu :)" balas ku dgn sdikit tertawa. "oohh ibu pindah depan gpp ya?", "silahkan bu:)"
akhirnya ibu tadi pindah dan aku d belakang dengan beberapa penumpang lainnya.
heningnya selama perjalanan masih mengingatkan ku tentang cerita tadi. entah mengapa hati ini sangat tertegun menyimaknya. tak terasa, sampai lah saatnya aku melanjutkan perjalanan terakhirku sampai sebelumnya tiba di rumah. saat membayar, kembali aku menyapa ibu tadi, "bu saya duluan ya, bang nanti ibunya mau turun d komsen", "iya neng" balas abang angkot". dan ibu itu masih melontarkan kata2nya, "rumahnya d mana de?", " tu bu masih ke dalem lg, saya duluan ya bu :)", "iya, makasih y de :)" dan angkutan umum itu melaju memisahkan tatap mukaku dengan ibu tadi. dan aku, masih tersenyum mengenang cerita ayah malaikat kecil tadi, pengemudi angkot yang hebat :)
Kamis, 13 Januari 2011
let's check ourselves :)
Bismillah..
Apakah kau tau wahai saudaraku? orang yang sukses sempurna itu adalah orang yang bisa mempercayakan utuh kehidupannya pada kehendakan indah Tuhannya.
Indah, walau kadang pahit membuat muak untuk sekedar sadar bahwa diri ini sebenarnya hidup.
Indah, walau memang yang pahit itu sebenarnya manis bagi mereka yang mau berpikir cerdas.
Indah, jika yang menjalaninya tegas, ikhlas tak banyak bertanya.
Saudaraku, ayahku pernah berkata, LIKULLIMA QADARALLAHU KHAIR :)
semua takdir Allah itu indah. yang Tuhan karuniakan kepadamu itu semata-mata adalah untuk mengindahkanmu, memberi warna pelangi untuk hari-hari mu.
jika yang kau harapkan justru pergi jauh meninggalkanmu, bersedihlah secukupnya, lalu jangan lupa, segera kau bubuhkan kembali senyum tulusmu untuk dunia.
pernahkah kau suatu hari menangis tanpa alasan namun itu membuatmu lega dn merasa lapang? itu bukti Tuhan tak mau melihatmu bersedih. Dia redakan kegalauanmu, menghapus 'langsung' airmatamu dengan kasih sayangnya yang begitu lembut.
Saudaraku, pernah aku merasa Tuhan begitu tidak memperhatikan ku bahkan menoleh melirikku, aku merasa sendiri tak tearah meraih sesuatu yang tak jelas. mengutuk siapa saja yang membuatku kecewa hari itu. memaki apa saja yang menghalangi langkah-langkah gontai kaki ini. meremehkan siapa saja yang memang jauh lebih baik dari pada diri yang hina ini. meninggalkan semua yang memang sebenarnya hadir untuk membuatku lebih baik, untuk mengindahkanku. tapiii...
Tuhan memang selalu Maha Bijaksana. Dia dgn kelembutan dan ketegasanNya, menarik paksa diri ini, berhijrah dari sesuatu yang memang tak pantas kuhadirkan dalam hidupku. menegurku mundur satu langkah bercermin kembali, siapa diri ini sebenarnya. Tuhan begitu menyayangiku lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. subhanallah, maluu diri ini ya Rabb..
Kau tahu?
bukan Tuhan tak memperhatikanku, bukan Tuhan juga tak mau menoleh atau melirikku.
tapi aku yang membuatNya jauh dari kesadaranku. aku yang tak sadar diri menikmati semua pemberianNya tanpa sedikitpun mengucap syukur kepadaNya. aku yang angkuh menyetir sendiri apa kemauanku. aku yang memang selalu lemah dihadapanNya.
Janji ku kepada semua kasih sayangNya yang sangat tak tertandingi, aku harus bahagia menjalani perintahNya. sulit dan seringkali aku menjadi pengingkar pada janji yang kubuat sendiri. janji yang memang wajib diikrarkan setiap hati makhluk yang bernyawa. betapa malu diri ini saat menyadari masih sangat jauh imanku dari predikat sempurna.
Dengan iman seperti ini, apakah layak aku bertemu denganNya kelak? hamba yang hina, yang bahkan tak mampu mengedipkan mata tanpa izinNya? hamba yang sering melupakanNya saat Dirinya memberikan hadiah yang begitu memesona? hamba yang kembali merengek saat merasa hidup ini terlalu berat untuk dijalani? hamba yang memujinya hanya saat dia membutuhkan pertolonganNya?
Dengan islam yang kujalani semaunya, maukah nabi Muhammad saw kelak tersenyum menatap dan menyambutku? umatnya yang jarang sekali menjalani sunnah-sunnahnya? umat yang terkadang lupa memiliki idola yang Allah karuniakan pada dunia yang penuh dengan gemerlap fatamorgana? umat yang hanya sekedar menelaah kisah-kisahnya tanpa meneladaninya? ya Allah, siapa aku ini...
Jendela kehidupan ini sebenarnya cukup adil wahai saudaraku. hidup ini indah bagi siapa saja yang memang mengindahkan hidupnya. bahagia itu adalah bagaimana kita sukses mengindahkan hidup ini. dan itu menjadi potensi dan hak setiap makhluk yang bernafas.
Saudaraku, mendekatlah dan dengarkanlah sedikit penuturan ku. siapa tau bisa menolong hatimu yang memang butuh sedikit kehangatan setelah membeku utnuk sekian lama. Aku, memang bukan siapa-siapa. mereka boleh menggapku lemah, boleh menertawakan bahkan meremehkanku. tapi tidak dengan ku. aku adalah mentari yang bisa menghangatkan banyak jiwa disekitarku. aku adalah sesuatu yang bisa membuat semua yang bersedih tersenyum melihatku. aku adalah jiwa yang Tuhan karuniakan hadiah terindah. aku adalah ciptaanNya yang belajar tulus mencintai Penciptaku.
Tuhan tak pernah menjauh kecuali hambaNya menjauhiNya. Tuhan tak pernah lupa, dan Dia tidak diam!
Saudaraku, jika kau mau mencoba mendekatiNya sekali lagi, percayalah, Tuhan tidak akan lari menghindar, walau seberapa sering kau coba kecewakanNya, Dia akan tetap hangat menyambutmu. berlarilah ke dalam pelukan Illahi, dan disana ada senyum abadi terindah yang akan kau miliki selamanya :)
yakinlah, hari ini Tuhan melangkah bersama langkah-langkah pembangun kebaikan kita. ucapkan namaNya saat kau memulai kebaikkan karena semua yang disertai namaNya tidak akan sia-sia insyaAllah.
Saudaraku, pejamkan matamu dengan tenang, bisikkanlah, Tuhanku, aku mencintaiMu. Jatuhcintakan lah aku sekali lagi kepadaMu, sayangi dan ma'afkanlah aku. buka matamu dan tersenyumlah, perhatikan apa yang terjadi!
...... semoga bermanfaat :)
Apakah kau tau wahai saudaraku? orang yang sukses sempurna itu adalah orang yang bisa mempercayakan utuh kehidupannya pada kehendakan indah Tuhannya.
Indah, walau kadang pahit membuat muak untuk sekedar sadar bahwa diri ini sebenarnya hidup.
Indah, walau memang yang pahit itu sebenarnya manis bagi mereka yang mau berpikir cerdas.
Indah, jika yang menjalaninya tegas, ikhlas tak banyak bertanya.
Saudaraku, ayahku pernah berkata, LIKULLIMA QADARALLAHU KHAIR :)
semua takdir Allah itu indah. yang Tuhan karuniakan kepadamu itu semata-mata adalah untuk mengindahkanmu, memberi warna pelangi untuk hari-hari mu.
jika yang kau harapkan justru pergi jauh meninggalkanmu, bersedihlah secukupnya, lalu jangan lupa, segera kau bubuhkan kembali senyum tulusmu untuk dunia.
pernahkah kau suatu hari menangis tanpa alasan namun itu membuatmu lega dn merasa lapang? itu bukti Tuhan tak mau melihatmu bersedih. Dia redakan kegalauanmu, menghapus 'langsung' airmatamu dengan kasih sayangnya yang begitu lembut.
Saudaraku, pernah aku merasa Tuhan begitu tidak memperhatikan ku bahkan menoleh melirikku, aku merasa sendiri tak tearah meraih sesuatu yang tak jelas. mengutuk siapa saja yang membuatku kecewa hari itu. memaki apa saja yang menghalangi langkah-langkah gontai kaki ini. meremehkan siapa saja yang memang jauh lebih baik dari pada diri yang hina ini. meninggalkan semua yang memang sebenarnya hadir untuk membuatku lebih baik, untuk mengindahkanku. tapiii...
Tuhan memang selalu Maha Bijaksana. Dia dgn kelembutan dan ketegasanNya, menarik paksa diri ini, berhijrah dari sesuatu yang memang tak pantas kuhadirkan dalam hidupku. menegurku mundur satu langkah bercermin kembali, siapa diri ini sebenarnya. Tuhan begitu menyayangiku lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. subhanallah, maluu diri ini ya Rabb..
Kau tahu?
bukan Tuhan tak memperhatikanku, bukan Tuhan juga tak mau menoleh atau melirikku.
tapi aku yang membuatNya jauh dari kesadaranku. aku yang tak sadar diri menikmati semua pemberianNya tanpa sedikitpun mengucap syukur kepadaNya. aku yang angkuh menyetir sendiri apa kemauanku. aku yang memang selalu lemah dihadapanNya.
Janji ku kepada semua kasih sayangNya yang sangat tak tertandingi, aku harus bahagia menjalani perintahNya. sulit dan seringkali aku menjadi pengingkar pada janji yang kubuat sendiri. janji yang memang wajib diikrarkan setiap hati makhluk yang bernyawa. betapa malu diri ini saat menyadari masih sangat jauh imanku dari predikat sempurna.
Dengan iman seperti ini, apakah layak aku bertemu denganNya kelak? hamba yang hina, yang bahkan tak mampu mengedipkan mata tanpa izinNya? hamba yang sering melupakanNya saat Dirinya memberikan hadiah yang begitu memesona? hamba yang kembali merengek saat merasa hidup ini terlalu berat untuk dijalani? hamba yang memujinya hanya saat dia membutuhkan pertolonganNya?
Dengan islam yang kujalani semaunya, maukah nabi Muhammad saw kelak tersenyum menatap dan menyambutku? umatnya yang jarang sekali menjalani sunnah-sunnahnya? umat yang terkadang lupa memiliki idola yang Allah karuniakan pada dunia yang penuh dengan gemerlap fatamorgana? umat yang hanya sekedar menelaah kisah-kisahnya tanpa meneladaninya? ya Allah, siapa aku ini...
Jendela kehidupan ini sebenarnya cukup adil wahai saudaraku. hidup ini indah bagi siapa saja yang memang mengindahkan hidupnya. bahagia itu adalah bagaimana kita sukses mengindahkan hidup ini. dan itu menjadi potensi dan hak setiap makhluk yang bernafas.
Saudaraku, mendekatlah dan dengarkanlah sedikit penuturan ku. siapa tau bisa menolong hatimu yang memang butuh sedikit kehangatan setelah membeku utnuk sekian lama. Aku, memang bukan siapa-siapa. mereka boleh menggapku lemah, boleh menertawakan bahkan meremehkanku. tapi tidak dengan ku. aku adalah mentari yang bisa menghangatkan banyak jiwa disekitarku. aku adalah sesuatu yang bisa membuat semua yang bersedih tersenyum melihatku. aku adalah jiwa yang Tuhan karuniakan hadiah terindah. aku adalah ciptaanNya yang belajar tulus mencintai Penciptaku.
Tuhan tak pernah menjauh kecuali hambaNya menjauhiNya. Tuhan tak pernah lupa, dan Dia tidak diam!
Saudaraku, jika kau mau mencoba mendekatiNya sekali lagi, percayalah, Tuhan tidak akan lari menghindar, walau seberapa sering kau coba kecewakanNya, Dia akan tetap hangat menyambutmu. berlarilah ke dalam pelukan Illahi, dan disana ada senyum abadi terindah yang akan kau miliki selamanya :)
yakinlah, hari ini Tuhan melangkah bersama langkah-langkah pembangun kebaikan kita. ucapkan namaNya saat kau memulai kebaikkan karena semua yang disertai namaNya tidak akan sia-sia insyaAllah.
Saudaraku, pejamkan matamu dengan tenang, bisikkanlah, Tuhanku, aku mencintaiMu. Jatuhcintakan lah aku sekali lagi kepadaMu, sayangi dan ma'afkanlah aku. buka matamu dan tersenyumlah, perhatikan apa yang terjadi!
...... semoga bermanfaat :)
Sabtu, 04 Desember 2010
ngebolang - kotatua
Bismillah..
kemarin, tepatnya 04 Desember 2010.
seperti biasa matahari terbit sesuai komandoNya, sisa-sisa petang mulai terhapus siratan cerah sang mentari. perlahan tapi pasti petang menjadi terang.
seperti ritual hari-hari sebelumnya, bangun, bebenah, membersihkan diri, sarapan, dan karena kebetulan hari ini saya masih dalam keadaan belum suci maka tak ada schedule shalat dihari ini. kerugian tak adanya schedule shalat, terutama shalat subuh pada hari ini adalah membuat kebiasaan saya bangun kesiangan menjadi lebih bersahabat. menyedihkan.
hari itu, ehm tepatnya pagi itu saya bangun pukul 05.00, tapi memindah posisi kamar membuat tidur saya lebih nyenyak hingga pukul 06.00.
berhubung hari ini ada schedule 'ngebolang' keliling kota tua bersama teman sepermainan saya, Fea gernes, Silviana dita alias ipi, Helmy Umadila Hafiza alias Emy, Aninda Ulfa alias Mboy, Nike Tyas, Syifa, Asifah alias Ipeh, Yeni alias Yeboo, Raudatul Jannah alias towel, persiapan saya berbeda dari hari biasanya, begitu juga dengan isi tas yang akan saya bawa.
saya persiapkan kamera, minum, alat shalat (karena setelah pagi ini status saya suci), buku kecil dan pena yang saya selipkan di antara apitan sampul dan buku di dalamnya, handphone, dan satu buku bacaan yang buku itu lebih sering tak saya sentuh apalagi dibaca =,=
singkat cerita, setelah semua persiapan sempurna, dan uang saku sudah ditangan, saya berpamitan dengan anggota keluarga yang menjadi penghuni tempat tinggal saya hari itu, sebelum beberapa saat saya memijat abi saya sembari meminta izin pergi ke Jakarta Kota.
acara kami awalnya disepakati jam 08.00 kumpul di rumah salah satu sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, tepatnya di daerah kranji, Bekasi. dan saya??
tentang waktu, saya paling mengecewakan, pengulur waktu yang handal, haha itu aib saya sebenarnya. tapi fakta dan tak saya pungkiri, ini adalah penyakit yang belum sembuh hingga detik ini, ckck. na'as memang.
alhasil yang disebabkan penyakit saya dan memang ada sedikit masalah dengan batre kamera yang akan saya bawa, hari itu saya terlambat. ya terlambat dari jam seharusnya.
pukul 09.00 kurang lebih saya baru berangkat dari kediaman saya. memalukan.
dengan diantar om saya, akhirnya setelah berjuang dalam perjalanan bernegosiasi dengan sahabat saya yang lebih saya anggap seperti kakak saya sendiri, Aninda Ulfa, saya melewati kemacetan yang tak bertoleransi dengan acara saya hari ini, klakson-klakson kendaraan yang juga tak peduli dengan raut wajah saya yang tambah kusut khawatir melihat jam di layar handphone, saya tiba di tempat tujuan. perkumpulan sebelum berangkat.
haha kabar sahabat-sahabat saya yang menunggu??? silahkan anda imajinasikan.
kesal dan lemas menunggu waktu keberangkatan yang tertunda karena ulah penyakit saya.
setelah 'say hello' dan sedikit teguran ini itu, kami bersepuluh berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Api Kranji. menyebrang, menghindari genangan air, tertawa di pasar, menakut-nakuti anak kecil -sahabat saya yang juga lebih saya anggap sebagai kakak saya, Silviana Dita- yang menyeringai tertawa kecil membuat perjalanan semakin menciptakan keceriaan.
setelah perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki, kami tiba di stasiun, dan sedikit kekhawatiran karena keterlambatan kami berangkat -akibat ulah saya- kereta yang akan berangkat menuju Jakarta Kota akan berangkat jam 09.12 sedangkan saat itu pukul 09.35, sahabat-sahabat saya mendesis lucu, "gara-gara neng niii" haha saya jelas menyeringai lebar :D
tapi ternyata Allah punya alur lain, cerita yang seharusnya berangkat jam 09.12, ternyata baru akan tiba di stasiun keranji, dan posisinya sekarang masih di Cakung.
owalaaahh, Indonesia kuu, kok sejenis kita?? 'the ngareters' ckckck
akhirnya kami memesan 10 tiket menuju Jakarta kota, seharga Rp 4.500,00 persatuan tiket. perjalanan berlangsung dengan ceria apalagi setelah hadirnya satu nenek mutlak dengan medok jawanya bergabung ditengah-tengah kami, membuat tawa kami lebih sering memecah. beberapa lelucon yang delemparkan satu orang dan ditimpali beberapa orang yang lainnya jelas membumbui kegembiraan kami hari itu. aku permanen dengan posisi berdiri menggelayut, melihat betapa mirisnya rakyat Indonesia yang masih belum mendapatkan rizkiNya untuk dapat hidup layak. mereka tetap tersenyum, bermain, melakukan aktivitas layaknya manusia bernyawa lainnya. tak terganggu samasekali dengan suara bising kereta api yang lewat setiap hari membawa ratusan penumpang pria dan wanita. beberapa diantara kami tertidur sesaat menikmati perjalanan.
setelah pengumumam mengumumkan kereta akami akan segera tiba di Stasiun Jakarta Kota, kami bersiap turun dan akhirnya tiba di Kota Jakarta. kami turun melalui peron yang disediakan oleh pihak pelayanan kereta api. berjalan menelusuri jalur-jalur stasiun.
tak jauh kami berjalan, kami tiba di jalan raya yang memagari kota tua, tempat tujuan kami hari ini. bersebrangan percis dengan Bank BNI, Jakarta.
kami menyebrang dan tibalah kami di tempat yang akan menjadi objek cerita kami hari ini. wahana pertama yang kami tuju adalah, 'TEMPAT ANEKA JAJANAN' haha karena jam itu bertepatan dengan waktu makan siang. kami memesan makanan masing-masing dan banyak cerita lucu dan mengharukan di tempat makan itu. yang saya lihat dan simpulkan di tempat makan itu, Indonesia butuh banyak tempat untuk berbisnis dan belajar adil, saling menghargai dan percaya, rezeki diatur oleh Yang Maha Memiliki Nyawa. menu yang saya pilih, masakan padang, saya memesan ayam gulai, daun singkong, sambal hijau dan es tee + es batu, semua terkena biaya Rp 15.000,00. setelah membayar dan menunggu nasi turun beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan.
tempat selanjutnya, 'MUSEUM FATAHILAH' kami memesan tiket masuk yang harganya Rp1.000,00 perorangan untuk kami, mahasiswa.
kami memasuki lantai paling atas untuk 'wahana' pertama. melihat kekayaan arsip dan beberapa artefak benda peninggalan sejarah yang dimiliki Indonesia. kenang-kenangan pada masa penjajahan Belanda. kami melihat cermin berukuran besar yang berikutnya akan menjadi objek foto pertama kami. beberapa gambar kami ambil dengan objek kaca besar tersebut. tersenyum, 1,2,3, cheers :)dan setelah itu banyak lagi objek yang menjadi kenangan di memori kamera dan jelas, memori kami pribadi.
berjalan dan berjalan, menyentuh beberapa benda, menuruni sekian anak tangga, mengintip beberapa ruangan, membaca sedikit tulisan-tulisan, yaa itu sangat menyenangkan, memiliki kepuasan tersendiri.
hingga akhirnya saya menemui seorang tourist asing yang entah berasal dari negara mana. dia seorang wanita, sepertinya umur setengah baya. saya mencoba menyapa dan mengajaknya berfoto bersama dengan kemampuan bahasa inggris yang saya punya, 'excusme mom, hmm may i take picture with you??'
dan tourist itu tersenyum ramah, and do you know what she said?? that make me so confuse, haha
she said, 'oohhhh hmm what's up?' dan dia berjalan lagi, saya bingung dan masih mematung, ingin rasanya saya memanggil lagi dan bertanya, tapi saya urungkan niat saya dan kembali ke sahabat-sahabat saya. dalam keadaan bingung saya mencoba menikmati kembali isi museum itu. setelah keadaan normal dan stabil, tepat di satu ruangan, saya sedang melihat-lihat beberapa benda peninggalan, ada seorang tourist yang kali ini usianya agak tua, 'hello' sapanya dengan senyuman. spotan saya membalas 'hello sir' dan tentu saja dengan senyuman membalas. saya melihat beberapa benda lagi dan berbisik dengan seorang sahabat saya 'Syifa', 'foto bareng bule yuk' dan semua merespon positif, akhirnya saya coba lagi menyapa 'granpa' tourist tadi. 'im sorry sir' i said. dia menoleh dan tersenyum 'yaa'. dan otomatis dengan sumringah saya katakan 'may i take picture with you?' dan senang nya saya, tourist itu menjawab 'oh of course' with smile. haha
akhirnya kami berfoto bersama dengan senyum yang sangat ikhlas. selsesai berfoto we said, 'thanks sir' and he said 'oohh ok your welcome' tersenyum ramah, dan kami berpisah. kepuasan saya akhirnya tersampaikan, thanks God :D
puas berekeliling museum fatahilah, kami memasuki tempat pameran lukisan seputar sejarah. setelah mengisi buku tamu dengan nama 'Fea (1DA03 GUNADARMA)' alamatnya 'bekasi' dan dibubuhkan tandatangan saya sendiri saya dn sahabat-sahabat saya masuk ke 'wahana' festifal tersebut. ada beberapa benda peninggalan benda kuno seperti jam matahari, dan beberapa peralatan yang saya tak hafal namanya. ada patung-patung anatomi yang menceritakan tentang hukum mati yang dikenakan Belanda kepada Indonesia pada zaman penjajahan kuno dulu.
setelah mengambil bebarapa gambar, berfoto bersama objek dan lukisan, kami keluar dan berfoto dengan beberapa objek dari berbagai sudut, kami keluar.
sesaat berfoto di kolam yang tak berisi air, saya dan tiga sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, Fea Gernes, dan Asifah mamasuki penjara tahanan para pejuang Indonesia dulu. prihatin. penjaranya gelap, lembab, dan hmm sangat super sederhana. hanya ada bebarapa marbel-marbel berbentuk lingkaran yang terbuat dari besi didalamnya. ada satu batu kotak dan hanya itu. ya hanya itu.
lama kami menghabiskan waktu di dalam, sedikit mengobrol dan tiba-tiba, tourist 'grandpa' yang tadi berfoto dengan kami di lantai atas mengintip dan menyapa 'hello' sambil menyeringai, tersenyum. kami membalas menyapa dan tersenyum, lalu keluar.
kembali berjalan dan berfoto menuju gerbang pintu keluar.
setelah keluar kami masih berkeliling melihat oleh-oleh yang akhirnya kami memutuskan membeli 10 gelang yang sama, menunggu dua sahabatku, Nike Tyas dan Fea Gernes membuat tato. lumayan waktu menunggu ukiran tato itu kering, saya dengan dua sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza dan Silviana Dita, memutuskan untuk pergi shalat zuhur. dengan bertanya di mana mushalla terdekat, memandu kami sampai ditempat yang dimaksud. selesai melaksanakan shalat zuhur, kami bertiga kembali ketempat dua sahabatku dan yang lainnya menunggu. flu yang menemaniku hari itu membuat perjalanan sedikit terkesan menyiksa karena harus direpotkan dengan cairan lendir yang harus dibuang. ouch. haha
selesai semuanya, kami bersepuluh memutuskan untuk menyewa sepeda. banyaknya ada 5 sepeda, dengan muatan 1 sepeda dinaiki 2 orang. awalnya kami memang berniat bersepeda sebelum menato, tapi pemandunya yang kekeh tidak mau menurunkan harga membuat kami beralih ke 'wahana' lain. tapi tiba-tiba pemandu sepeda itu datang menyampaikan kabar baik, harga sewa sepedanya turun. 1 sepeda dikenakan biaya Rp20.000,00 karena 1 sepeda bermuatan 2 orang, maka 1 individu dikenakan biaya Rp10.000,00. ditambah biaya guide Rp20.000,00 per guide. kami menyewa 1 guide dan biaya Rp20.000,00 dibagi 10 orang, jadilah total bersih perindividu Rp12.000,00 dengan tujuan Pelabuhan Sunda kelapa.
setelah persiapan beres, perjalanan penuh geguyon dimulai. saya satu sepeda dengan Silviana Dita, Helmy Umadila Hafiza yang menjadi penyetir paling handal dan exist berhasil membonceng Fea Gernes pulang pergi, haha. Aninda Ulfa alias mboy naik bersama Nike Tyas, Raudatul Jannah alias towel bergantian bonceng membonceng dengan Yeni alias Yeboo, dan terakhir, Syifa yang juga bonceng membonceng dengan Asifah alias ipeh. jadilah 6 sepeda + 1 guide menelusuri perjalanan menuju Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta penuh kehebohan. teriak berteriak, tertawa, itu yang mewarnai perjalanan spektakuler kami dengan sepeda kemarin. semua orang memandang dan menyeletuk tertawa, menggoda, menyapa dengan sebutan Mr, dan banyak lagi yang sungguh kami semua juga aneh melihat mereka seaneh itu melihat kami ber10. haha
sampai akhirnya pada kejadian titik paling konyol. 3 sepeda tersangkut ditengah persimpangan jalan raya, dalam jalur yang menanjak, sepeda yang saya tumpangi, yang dibawa Helmy, dan Yeboo. kami tertawa tapi panik raut muka kami membuat tertawa semakin memecah. akhirnya dengan perkiraan singkat aku meloncat turuh dari boncengan ipi, memiringkan sepeda supaya yang tersangkut terlepas dan mendorong sepeda sampai detempat rata, dengan tawa yang tak terbendung, teriakan meneriaki mobil motor yang melintas untuk berhenti. saat saya menoleh, 2 sepeda yang lain juga sudah terlerai dan berjalan menanjak. haha alhamdulillah tidak ada yang kenapa2 :)
terus tertawa dan saya bergantian membawa sepeda dengan ipi alias Silviana Dita. dan setelah asyik mengayuh sepeda ungu yang saya tunggangi, topi yang saya pakai terbang ke belakang. respon teriakan ipi membuat saya berhenti. menekan rem sekuatnya dan mendaratkan kaki pada tanggul pinggir jalan (berhubung badan saya yang berukuran kecil membuat kaki saya tak sampai menapak tanah saat masih duduk di jok sepeda). sepeda berhenti tepat perkiraan saya, Ipi turun mengambil topi yang saya gunakan yang berada ditangan bapak-bapak yang justru ingin membawa topi saya pergii, haduuhh =,=
dan lagi-lagi yang kami lakukan, TERTAWA, HAHHAHHAHHAHHAHHAHHAA daaaann melanjutkan perjalanan tentunya.
saya menyusul sampai pada posisi paling depan, melihat beberapa kapal-kapal besar melabuh ke darmaga. menurunkan dan menaikkan barang-barang tumpangan. takjub melihat karya manusia ciptaan Tuhan yang membuat sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. subhanallah :)
terus berjalan dan akhirnya berhenti, memarkir sepeda ungu sewaan saya dan Silviana Dita. kami mengambil objek kapal tua yang memiliki unggah-unggah kayu yang sedikit menyalang ke jalanan. kami berfoto, naik turun kayu unggah-unggah, dan mendengarkan penjelasan guide pemandu tentang daerah itu. setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke jembatan VOC, saya mengayuh sepeda dengan posisi percis dibelakang guide pemandu, mendengarkan pemaparannya tentang beberapa sejarah di beberapa tempat di sekitar sana, sebelum akhirnya saya berada diposisi paling belakang karena harus mengerem saat hendak menyebrang.
perjalanan yang cukup lumayan untuk seorang penggoes amatir seperti saya akhirnya kami tiba di jembatan yang dulunya merupakan tempat dioperasiaoanalkan sebagai jalur air VOC. yang pertama kami lakukan, hunting air mineral. perjalanan yang sudah ditempuh ternyata menguras banyak energy tapi memuaskan. selepas menyiapkan kestabilan energy kami melanjutkan dengan mendengarkan sedikit pemapaaran dari guide yang the best banget deh pokoknya :D
mengambil beberapa posi dari berbagai sudut, tersenyum, lelah, menyenangkan :)
rencana selanjutnya kami akan mengunjungi museum bahari, tapi karena cuaca yang kurang mendukung, kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang. ragu tapi mau tak mau, harus kami relakan tidak mengunjungi tempat-tempat yang pastinya tak kalah menariknya dengan tempat-tempat sebelumnya.
sebelum pulang, kami kembali berfoto, untuk yang terakhir di KOTA TUA, Jakarta, Indonesia. kami melakukan perjalanan pulang dengan penuh canda tawa menceritakan apa yang sudah saya ceritakan diatas. terakhir kami melihat-lihat oleh-oleh di sepanjang jalan pulang, mencicipi kopi medan, dan akhirnya tiba di stasiun Jakarta Kota. kami membeli tiket lagi, dan timing yang bagus, kereta baru saja akan berangkat, alhamdulillah ya Allah Kau lancarkan perjalanan kami :)
kami naik dari gerbong 1 tanpa peron. kondektur kereta mengatakan, di belakang masih banyak tempat kosong, dan saat itu kami berada di gerbong khusus wanita. kami berjalan lagi ke belakang walaupun terjadi sedikit masalah saat di gerbong 2. gerbong yang banyak diisi oleh bapak-bapak bertubuh besar, cerewet. banyak yang centil termasuk adegan colek-mencolek. menjijikkan. perjuangan kami menelusuri gerbong berakhir pada gerbong 8, itu juga gerbong khusus wanita. dan puji syukur selalu untuk Tuhan yang selalu baik kepada hambaNya, gerbong yang kami masuki itu banyak bangku yang belum terisi. kami bebas memilih bangku mana yang mau kita duduki. dan alhamdulillah semua menempati posisi nyaman masing-masing, dalam artian, semua dapat tempat duduk dengan layak :)
perjalanan terus berlanjut, tertawa, lelah, kesal, semua bercampur indah sampai akhirnya tiba saatnya kami turun, stasiun kranji :)
kami turun, melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. saat turun, rizki Tuhan telah mengguyur tanah ini. kondisi hujan menahan kami beberapa menit di pasar. menunggu rintik hujan ramah gerimis kecil, melihat ojek payung yang asyik menjajakan payungnya dengan pakaian dan badan basah kuyup sampai akhirnya kami pulang menuju kediaman rumah Helmy Umadila Hafiza, Emy. sampai di sana, kami melepas lelah, membuat makanan pengganjal perut, mie instan, shalat, dan selepas maghrib, satu-persatu dari kami berpamitan. tinggal terakhir saya sendiri yang sebelumnya bersama Aninda Ulfa menunggu jemputan datang. setelah jemputan datang, dan juga terjadi sedikit masalah saat menjemput karena salah alamat, akhirnya saya pulang, dan selamat sampai di rumah, sesampainya di rumah, kembali saya panjatkan puji syukur karena anggota keluarga saya lengkap berada di rumah, alhamdulillah :)
kemarin, tepatnya 04 Desember 2010.
seperti biasa matahari terbit sesuai komandoNya, sisa-sisa petang mulai terhapus siratan cerah sang mentari. perlahan tapi pasti petang menjadi terang.
seperti ritual hari-hari sebelumnya, bangun, bebenah, membersihkan diri, sarapan, dan karena kebetulan hari ini saya masih dalam keadaan belum suci maka tak ada schedule shalat dihari ini. kerugian tak adanya schedule shalat, terutama shalat subuh pada hari ini adalah membuat kebiasaan saya bangun kesiangan menjadi lebih bersahabat. menyedihkan.
hari itu, ehm tepatnya pagi itu saya bangun pukul 05.00, tapi memindah posisi kamar membuat tidur saya lebih nyenyak hingga pukul 06.00.
berhubung hari ini ada schedule 'ngebolang' keliling kota tua bersama teman sepermainan saya, Fea gernes, Silviana dita alias ipi, Helmy Umadila Hafiza alias Emy, Aninda Ulfa alias Mboy, Nike Tyas, Syifa, Asifah alias Ipeh, Yeni alias Yeboo, Raudatul Jannah alias towel, persiapan saya berbeda dari hari biasanya, begitu juga dengan isi tas yang akan saya bawa.
saya persiapkan kamera, minum, alat shalat (karena setelah pagi ini status saya suci), buku kecil dan pena yang saya selipkan di antara apitan sampul dan buku di dalamnya, handphone, dan satu buku bacaan yang buku itu lebih sering tak saya sentuh apalagi dibaca =,=
singkat cerita, setelah semua persiapan sempurna, dan uang saku sudah ditangan, saya berpamitan dengan anggota keluarga yang menjadi penghuni tempat tinggal saya hari itu, sebelum beberapa saat saya memijat abi saya sembari meminta izin pergi ke Jakarta Kota.
acara kami awalnya disepakati jam 08.00 kumpul di rumah salah satu sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, tepatnya di daerah kranji, Bekasi. dan saya??
tentang waktu, saya paling mengecewakan, pengulur waktu yang handal, haha itu aib saya sebenarnya. tapi fakta dan tak saya pungkiri, ini adalah penyakit yang belum sembuh hingga detik ini, ckck. na'as memang.
alhasil yang disebabkan penyakit saya dan memang ada sedikit masalah dengan batre kamera yang akan saya bawa, hari itu saya terlambat. ya terlambat dari jam seharusnya.
pukul 09.00 kurang lebih saya baru berangkat dari kediaman saya. memalukan.
dengan diantar om saya, akhirnya setelah berjuang dalam perjalanan bernegosiasi dengan sahabat saya yang lebih saya anggap seperti kakak saya sendiri, Aninda Ulfa, saya melewati kemacetan yang tak bertoleransi dengan acara saya hari ini, klakson-klakson kendaraan yang juga tak peduli dengan raut wajah saya yang tambah kusut khawatir melihat jam di layar handphone, saya tiba di tempat tujuan. perkumpulan sebelum berangkat.
haha kabar sahabat-sahabat saya yang menunggu??? silahkan anda imajinasikan.
kesal dan lemas menunggu waktu keberangkatan yang tertunda karena ulah penyakit saya.
setelah 'say hello' dan sedikit teguran ini itu, kami bersepuluh berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Api Kranji. menyebrang, menghindari genangan air, tertawa di pasar, menakut-nakuti anak kecil -sahabat saya yang juga lebih saya anggap sebagai kakak saya, Silviana Dita- yang menyeringai tertawa kecil membuat perjalanan semakin menciptakan keceriaan.
setelah perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki, kami tiba di stasiun, dan sedikit kekhawatiran karena keterlambatan kami berangkat -akibat ulah saya- kereta yang akan berangkat menuju Jakarta Kota akan berangkat jam 09.12 sedangkan saat itu pukul 09.35, sahabat-sahabat saya mendesis lucu, "gara-gara neng niii" haha saya jelas menyeringai lebar :D
tapi ternyata Allah punya alur lain, cerita yang seharusnya berangkat jam 09.12, ternyata baru akan tiba di stasiun keranji, dan posisinya sekarang masih di Cakung.
owalaaahh, Indonesia kuu, kok sejenis kita?? 'the ngareters' ckckck
akhirnya kami memesan 10 tiket menuju Jakarta kota, seharga Rp 4.500,00 persatuan tiket. perjalanan berlangsung dengan ceria apalagi setelah hadirnya satu nenek mutlak dengan medok jawanya bergabung ditengah-tengah kami, membuat tawa kami lebih sering memecah. beberapa lelucon yang delemparkan satu orang dan ditimpali beberapa orang yang lainnya jelas membumbui kegembiraan kami hari itu. aku permanen dengan posisi berdiri menggelayut, melihat betapa mirisnya rakyat Indonesia yang masih belum mendapatkan rizkiNya untuk dapat hidup layak. mereka tetap tersenyum, bermain, melakukan aktivitas layaknya manusia bernyawa lainnya. tak terganggu samasekali dengan suara bising kereta api yang lewat setiap hari membawa ratusan penumpang pria dan wanita. beberapa diantara kami tertidur sesaat menikmati perjalanan.
setelah pengumumam mengumumkan kereta akami akan segera tiba di Stasiun Jakarta Kota, kami bersiap turun dan akhirnya tiba di Kota Jakarta. kami turun melalui peron yang disediakan oleh pihak pelayanan kereta api. berjalan menelusuri jalur-jalur stasiun.
tak jauh kami berjalan, kami tiba di jalan raya yang memagari kota tua, tempat tujuan kami hari ini. bersebrangan percis dengan Bank BNI, Jakarta.
kami menyebrang dan tibalah kami di tempat yang akan menjadi objek cerita kami hari ini. wahana pertama yang kami tuju adalah, 'TEMPAT ANEKA JAJANAN' haha karena jam itu bertepatan dengan waktu makan siang. kami memesan makanan masing-masing dan banyak cerita lucu dan mengharukan di tempat makan itu. yang saya lihat dan simpulkan di tempat makan itu, Indonesia butuh banyak tempat untuk berbisnis dan belajar adil, saling menghargai dan percaya, rezeki diatur oleh Yang Maha Memiliki Nyawa. menu yang saya pilih, masakan padang, saya memesan ayam gulai, daun singkong, sambal hijau dan es tee + es batu, semua terkena biaya Rp 15.000,00. setelah membayar dan menunggu nasi turun beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan.
tempat selanjutnya, 'MUSEUM FATAHILAH' kami memesan tiket masuk yang harganya Rp1.000,00 perorangan untuk kami, mahasiswa.
kami memasuki lantai paling atas untuk 'wahana' pertama. melihat kekayaan arsip dan beberapa artefak benda peninggalan sejarah yang dimiliki Indonesia. kenang-kenangan pada masa penjajahan Belanda. kami melihat cermin berukuran besar yang berikutnya akan menjadi objek foto pertama kami. beberapa gambar kami ambil dengan objek kaca besar tersebut. tersenyum, 1,2,3, cheers :)dan setelah itu banyak lagi objek yang menjadi kenangan di memori kamera dan jelas, memori kami pribadi.
berjalan dan berjalan, menyentuh beberapa benda, menuruni sekian anak tangga, mengintip beberapa ruangan, membaca sedikit tulisan-tulisan, yaa itu sangat menyenangkan, memiliki kepuasan tersendiri.
hingga akhirnya saya menemui seorang tourist asing yang entah berasal dari negara mana. dia seorang wanita, sepertinya umur setengah baya. saya mencoba menyapa dan mengajaknya berfoto bersama dengan kemampuan bahasa inggris yang saya punya, 'excusme mom, hmm may i take picture with you??'
dan tourist itu tersenyum ramah, and do you know what she said?? that make me so confuse, haha
she said, 'oohhhh hmm what's up?' dan dia berjalan lagi, saya bingung dan masih mematung, ingin rasanya saya memanggil lagi dan bertanya, tapi saya urungkan niat saya dan kembali ke sahabat-sahabat saya. dalam keadaan bingung saya mencoba menikmati kembali isi museum itu. setelah keadaan normal dan stabil, tepat di satu ruangan, saya sedang melihat-lihat beberapa benda peninggalan, ada seorang tourist yang kali ini usianya agak tua, 'hello' sapanya dengan senyuman. spotan saya membalas 'hello sir' dan tentu saja dengan senyuman membalas. saya melihat beberapa benda lagi dan berbisik dengan seorang sahabat saya 'Syifa', 'foto bareng bule yuk' dan semua merespon positif, akhirnya saya coba lagi menyapa 'granpa' tourist tadi. 'im sorry sir' i said. dia menoleh dan tersenyum 'yaa'. dan otomatis dengan sumringah saya katakan 'may i take picture with you?' dan senang nya saya, tourist itu menjawab 'oh of course' with smile. haha
akhirnya kami berfoto bersama dengan senyum yang sangat ikhlas. selsesai berfoto we said, 'thanks sir' and he said 'oohh ok your welcome' tersenyum ramah, dan kami berpisah. kepuasan saya akhirnya tersampaikan, thanks God :D
puas berekeliling museum fatahilah, kami memasuki tempat pameran lukisan seputar sejarah. setelah mengisi buku tamu dengan nama 'Fea (1DA03 GUNADARMA)' alamatnya 'bekasi' dan dibubuhkan tandatangan saya sendiri saya dn sahabat-sahabat saya masuk ke 'wahana' festifal tersebut. ada beberapa benda peninggalan benda kuno seperti jam matahari, dan beberapa peralatan yang saya tak hafal namanya. ada patung-patung anatomi yang menceritakan tentang hukum mati yang dikenakan Belanda kepada Indonesia pada zaman penjajahan kuno dulu.
setelah mengambil bebarapa gambar, berfoto bersama objek dan lukisan, kami keluar dan berfoto dengan beberapa objek dari berbagai sudut, kami keluar.
sesaat berfoto di kolam yang tak berisi air, saya dan tiga sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, Fea Gernes, dan Asifah mamasuki penjara tahanan para pejuang Indonesia dulu. prihatin. penjaranya gelap, lembab, dan hmm sangat super sederhana. hanya ada bebarapa marbel-marbel berbentuk lingkaran yang terbuat dari besi didalamnya. ada satu batu kotak dan hanya itu. ya hanya itu.
lama kami menghabiskan waktu di dalam, sedikit mengobrol dan tiba-tiba, tourist 'grandpa' yang tadi berfoto dengan kami di lantai atas mengintip dan menyapa 'hello' sambil menyeringai, tersenyum. kami membalas menyapa dan tersenyum, lalu keluar.
kembali berjalan dan berfoto menuju gerbang pintu keluar.
setelah keluar kami masih berkeliling melihat oleh-oleh yang akhirnya kami memutuskan membeli 10 gelang yang sama, menunggu dua sahabatku, Nike Tyas dan Fea Gernes membuat tato. lumayan waktu menunggu ukiran tato itu kering, saya dengan dua sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza dan Silviana Dita, memutuskan untuk pergi shalat zuhur. dengan bertanya di mana mushalla terdekat, memandu kami sampai ditempat yang dimaksud. selesai melaksanakan shalat zuhur, kami bertiga kembali ketempat dua sahabatku dan yang lainnya menunggu. flu yang menemaniku hari itu membuat perjalanan sedikit terkesan menyiksa karena harus direpotkan dengan cairan lendir yang harus dibuang. ouch. haha
selesai semuanya, kami bersepuluh memutuskan untuk menyewa sepeda. banyaknya ada 5 sepeda, dengan muatan 1 sepeda dinaiki 2 orang. awalnya kami memang berniat bersepeda sebelum menato, tapi pemandunya yang kekeh tidak mau menurunkan harga membuat kami beralih ke 'wahana' lain. tapi tiba-tiba pemandu sepeda itu datang menyampaikan kabar baik, harga sewa sepedanya turun. 1 sepeda dikenakan biaya Rp20.000,00 karena 1 sepeda bermuatan 2 orang, maka 1 individu dikenakan biaya Rp10.000,00. ditambah biaya guide Rp20.000,00 per guide. kami menyewa 1 guide dan biaya Rp20.000,00 dibagi 10 orang, jadilah total bersih perindividu Rp12.000,00 dengan tujuan Pelabuhan Sunda kelapa.
setelah persiapan beres, perjalanan penuh geguyon dimulai. saya satu sepeda dengan Silviana Dita, Helmy Umadila Hafiza yang menjadi penyetir paling handal dan exist berhasil membonceng Fea Gernes pulang pergi, haha. Aninda Ulfa alias mboy naik bersama Nike Tyas, Raudatul Jannah alias towel bergantian bonceng membonceng dengan Yeni alias Yeboo, dan terakhir, Syifa yang juga bonceng membonceng dengan Asifah alias ipeh. jadilah 6 sepeda + 1 guide menelusuri perjalanan menuju Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta penuh kehebohan. teriak berteriak, tertawa, itu yang mewarnai perjalanan spektakuler kami dengan sepeda kemarin. semua orang memandang dan menyeletuk tertawa, menggoda, menyapa dengan sebutan Mr, dan banyak lagi yang sungguh kami semua juga aneh melihat mereka seaneh itu melihat kami ber10. haha
sampai akhirnya pada kejadian titik paling konyol. 3 sepeda tersangkut ditengah persimpangan jalan raya, dalam jalur yang menanjak, sepeda yang saya tumpangi, yang dibawa Helmy, dan Yeboo. kami tertawa tapi panik raut muka kami membuat tertawa semakin memecah. akhirnya dengan perkiraan singkat aku meloncat turuh dari boncengan ipi, memiringkan sepeda supaya yang tersangkut terlepas dan mendorong sepeda sampai detempat rata, dengan tawa yang tak terbendung, teriakan meneriaki mobil motor yang melintas untuk berhenti. saat saya menoleh, 2 sepeda yang lain juga sudah terlerai dan berjalan menanjak. haha alhamdulillah tidak ada yang kenapa2 :)
terus tertawa dan saya bergantian membawa sepeda dengan ipi alias Silviana Dita. dan setelah asyik mengayuh sepeda ungu yang saya tunggangi, topi yang saya pakai terbang ke belakang. respon teriakan ipi membuat saya berhenti. menekan rem sekuatnya dan mendaratkan kaki pada tanggul pinggir jalan (berhubung badan saya yang berukuran kecil membuat kaki saya tak sampai menapak tanah saat masih duduk di jok sepeda). sepeda berhenti tepat perkiraan saya, Ipi turun mengambil topi yang saya gunakan yang berada ditangan bapak-bapak yang justru ingin membawa topi saya pergii, haduuhh =,=
dan lagi-lagi yang kami lakukan, TERTAWA, HAHHAHHAHHAHHAHHAHHAA daaaann melanjutkan perjalanan tentunya.
saya menyusul sampai pada posisi paling depan, melihat beberapa kapal-kapal besar melabuh ke darmaga. menurunkan dan menaikkan barang-barang tumpangan. takjub melihat karya manusia ciptaan Tuhan yang membuat sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. subhanallah :)
terus berjalan dan akhirnya berhenti, memarkir sepeda ungu sewaan saya dan Silviana Dita. kami mengambil objek kapal tua yang memiliki unggah-unggah kayu yang sedikit menyalang ke jalanan. kami berfoto, naik turun kayu unggah-unggah, dan mendengarkan penjelasan guide pemandu tentang daerah itu. setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke jembatan VOC, saya mengayuh sepeda dengan posisi percis dibelakang guide pemandu, mendengarkan pemaparannya tentang beberapa sejarah di beberapa tempat di sekitar sana, sebelum akhirnya saya berada diposisi paling belakang karena harus mengerem saat hendak menyebrang.
perjalanan yang cukup lumayan untuk seorang penggoes amatir seperti saya akhirnya kami tiba di jembatan yang dulunya merupakan tempat dioperasiaoanalkan sebagai jalur air VOC. yang pertama kami lakukan, hunting air mineral. perjalanan yang sudah ditempuh ternyata menguras banyak energy tapi memuaskan. selepas menyiapkan kestabilan energy kami melanjutkan dengan mendengarkan sedikit pemapaaran dari guide yang the best banget deh pokoknya :D
mengambil beberapa posi dari berbagai sudut, tersenyum, lelah, menyenangkan :)
rencana selanjutnya kami akan mengunjungi museum bahari, tapi karena cuaca yang kurang mendukung, kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang. ragu tapi mau tak mau, harus kami relakan tidak mengunjungi tempat-tempat yang pastinya tak kalah menariknya dengan tempat-tempat sebelumnya.
sebelum pulang, kami kembali berfoto, untuk yang terakhir di KOTA TUA, Jakarta, Indonesia. kami melakukan perjalanan pulang dengan penuh canda tawa menceritakan apa yang sudah saya ceritakan diatas. terakhir kami melihat-lihat oleh-oleh di sepanjang jalan pulang, mencicipi kopi medan, dan akhirnya tiba di stasiun Jakarta Kota. kami membeli tiket lagi, dan timing yang bagus, kereta baru saja akan berangkat, alhamdulillah ya Allah Kau lancarkan perjalanan kami :)
kami naik dari gerbong 1 tanpa peron. kondektur kereta mengatakan, di belakang masih banyak tempat kosong, dan saat itu kami berada di gerbong khusus wanita. kami berjalan lagi ke belakang walaupun terjadi sedikit masalah saat di gerbong 2. gerbong yang banyak diisi oleh bapak-bapak bertubuh besar, cerewet. banyak yang centil termasuk adegan colek-mencolek. menjijikkan. perjuangan kami menelusuri gerbong berakhir pada gerbong 8, itu juga gerbong khusus wanita. dan puji syukur selalu untuk Tuhan yang selalu baik kepada hambaNya, gerbong yang kami masuki itu banyak bangku yang belum terisi. kami bebas memilih bangku mana yang mau kita duduki. dan alhamdulillah semua menempati posisi nyaman masing-masing, dalam artian, semua dapat tempat duduk dengan layak :)
perjalanan terus berlanjut, tertawa, lelah, kesal, semua bercampur indah sampai akhirnya tiba saatnya kami turun, stasiun kranji :)
kami turun, melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. saat turun, rizki Tuhan telah mengguyur tanah ini. kondisi hujan menahan kami beberapa menit di pasar. menunggu rintik hujan ramah gerimis kecil, melihat ojek payung yang asyik menjajakan payungnya dengan pakaian dan badan basah kuyup sampai akhirnya kami pulang menuju kediaman rumah Helmy Umadila Hafiza, Emy. sampai di sana, kami melepas lelah, membuat makanan pengganjal perut, mie instan, shalat, dan selepas maghrib, satu-persatu dari kami berpamitan. tinggal terakhir saya sendiri yang sebelumnya bersama Aninda Ulfa menunggu jemputan datang. setelah jemputan datang, dan juga terjadi sedikit masalah saat menjemput karena salah alamat, akhirnya saya pulang, dan selamat sampai di rumah, sesampainya di rumah, kembali saya panjatkan puji syukur karena anggota keluarga saya lengkap berada di rumah, alhamdulillah :)
Langganan:
Postingan (Atom)