Selamat Membaca, Semoga Bermanfa'at , Bismillah..

Rabu, 26 Januari 2011

UNPREDICTABLE

Kalau saya tau di mana, saya tidak akan bertanya. Saya memang bukan pribadi yang mudah untuk berbagi. Dan saya bukan orang yang berani bertanya semua yang saya ragukan.

Saya lebih sering diam, melihat, dan menilai serta menyimpulkan apa yang saya pantau.
Mengenai pendapat anda?
Itu bukan hal penting yang dapat langsung mempengaruhi penilaian saya tentang anda, dia atau mereka.

Saya bukan orang yang pandai mengendalikan banyak kepala dalam sekali pertemuan. Karena saya memang bukan psikiater yang lumrahnya dapat memahami banyak karakter manusia.
Serinkali saya memilih diam dibanding harus mengekspose semua pendapat saya, tentang apapun itu. Karena dengan diam saya bisa menilai, apakah pendapat saya layak diargumenkan, atau memang tempatnya hanya tertahan sampai garis sebelum mulut.

Saya bukan orang yang peka dan dapat mudah memaafkan orang lain. Seperti halnya manusia biasa. Penyakit hati ini mungkin memang terlalu akut untuk diobati.

Saya senang berada disekitar orang yang mengajak saya tertawa, tapi tidak untuk berada disekitar orang yang menertawakan saya.

Saya pernah berprediksi tentang masa depan saya, dan anda tahu kelanjutannya? Saya menjadi pesimis dan takut untuk bermimpi indah, karena saya belum bisa siap dengan resiko keputusan yang saya buat sendiri.

Saya pernah menjadi realita cerita cinta, yang selalu kandas tak tertata. Kalau saya mengenang lembaran kisah asmara kemarin, rasanya hati saya tak lagi ada tempat untuk hal yang berasaskan atas nama cinta. Tapi lagi-lagi, saya manusia normal yang memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. Mungkin satu dua kali saya akan terus mencoba berdiri. Tapi untuk luka selanjutnya? Entahlah saya juga tak mau bermimpi merobek hati dengan pilihan saya sendiri.

Rasanya tak pantas kalau hati ini terus disiksa atas nama cinta. Saya tak bisa menepis kalau saya pernah sakit hati, tapi saya tahu, diri ini juga berhak bahagia karena cinta yang indah. Semoga hati ini bisa memaklumi keegoisan diri, dan semoga semua akan cepat menjadi pembelajaran, evaluasi untuk merevolusi diri ini menjadi lebih baik. Saya percaya, Allah mendengar pengaduan ini, dan semoga cukup Dia yang menjadi penenang hati ini sampai nanti takdir mengetuk palu, siapa yang Tuhan hadiahi untukku.

I'll try to keep my best spirit for the better story in my life insyaAllah :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar