Bismillah..
teringat beberapa bulan yang lalu. saat ayahanda mengajakku berkunjung ke tempat yang luar biasa kehidupannya. tempat yang sangat istimewa bagi mereka yang memahami, tapi bisa jadi tempat yang sangat menjijikkan bagi mereka yang melihat dengan mata yang tertutup.
masih di sekitar bekasi dan sekitarnya, BANTAR GEBANG.
gunung berwarna warni itu berwangi-wangian semerbak harum bagi mereka yang menikamtinya. awal memasuki pintu masuk TPA itu, atau sebelumnya, saat melintasi arah menuju tempat yang luar biasa itu, keharumannya sudah tercium bukan main. tapi sepertinya mereka yang berada di sana dan sekitarnya tidak pernah mempermasalahkan apa yang mereka hirup sehari-hari. wajah mereka menggambarkan kesyukuran atas pola pernafasan yang Tuhan berikan. subhanallah.
gundukan yang sehari-harinya makin tinggi menjulang ini, bukan buangan sial bagi sebagian masyarakat yang justru menggantungkan nasib hari itu di sana.
pada tahun 2009, kota ini pernah meraih prestasi membanggakan, Piagam Adipura.
walaupun di tahun-tahun sebelumnya, kota patriot ini mendapat predikat kota metropolitan terkotor. menurut data yang ada, setiap harinya, tidak kurang dari 6000 ton sampah-sampah rumah tangga dan lainnya diantar ke TPA Bantar Gebang. resiko longsornya gunung sampah ini tidak menyurutkan semangat mereka memanggul karung-karung yang nantinya menjadi tas kantor mereka. sungguh memprihatinkan mengamati lingkungan yang dihuni bukan hanya orang dewasa. mereka yang masih mengemban usia batita bahkan cuek menikmati pola hidup keluarganya. bahaya berbagai macam jenis penyakit yang mengintai mereka juga tidak menjadi alasan mereka tidak bekerja dengan giat.
di sana, banyak genangan hitam yang hmm baunya dapat anda tebak sendiri. entah limbah yang berapa usianya yang menghuni tempat itu. lalat yang berterbangan di sana seperti kupu-kupu cantik yang juga tidak mengganggu kenyamanannya mengais rezeki hari demi hari.
mereka tak berpenghasilan seberapa, yang menurutku tak pantas untuk imbalan seorang yang bekerja dengan resiko yang luar biasa bahayanya. kadang saat terlihat beberapa bahan pangan, sayur mayur yang masih layak dimakan -menurut ukuran mereka- tanpa segan mereka juga mengonsumsinya. miris melihat mereka yang diberikan kehidupan yang jauh dari layak tetap bisa tulus tersenyum, tetap bersemangat belajar, dan tanpa malas-malasan bekerja demi membaiknya keadaan perekonomian keluarganya yang sebenarnya tak kunjung membaik. semangatnya menunjukkan Tuhan tetap berlaku adil terhadap hambaNya termasuk mereka. tawa mereka memperlihatkan bagaimana Tuhan tetap memperhatikan dan menyayanginya tanpa sedikitpun raut kecewa mendapat cerita hidup seperti itu. mungkin jika aku mendengar keluhannya langsung, aku akan datang menghapus langsung air mata para pemanah takdir pahit kehidupan itu.
yang tak terbayangkan adalah jika suatu saat nanti ketegasan pemerintah untuk menutup TPA Bantar Gebang karena ke-overload-an nya limbah yang dibuang di sana. mereka yang tak pernah merusak kedamaian hidup mereka para petinggi, juga pastinya tidak bisa berbuat banyak mempertahankan lahan pekerjaannya. lahan 110 hektar lebih ini yang menjadi PR penting untuk kebersihan kota Bekasi tercinta dihari selanjutnya. kebersihan sebagian dari iman tidak boleh diacuhkan begitu saja. dikarenakan bekasi masih akan dihuni generasi-generasi cerdas selanjutnya yang akan menikmati keteledoran salah pengelolaan lingkungan sekitar yang ditangani sekarang.
sangat diharapkan generasi sekarang yang hidup dalam sanitasi yang sehat, bisa lebih menghargai kehidupan yang Tuhan batasi, entah sampai kapan.
mari kita tinggalkan doa untuk mereka yang di sana, semoga Allah menjaga senyum mereka, saudara kita yang terus berjuang hingga hari ini meningkatkan anak tangga untuk impian hebatnya, dan kelak Tuhan akan mengindahkan hidupnya, jauh lebih indah dari apa yang kita dapatkan, di dunia, dan di syurgaNya kelak :)
baca selengkapnya (sumber) :
http://megapolitan.kompas.com/read/2009/03/04/06330238/industrialisasi.sampah.masa.depan.tpa.bantar.gebang
http://bloggerbekasi.com/2010/02/04/cinta-bekasi-cinta-bantar-gebang-potret-kota-dalam-pengelolaan-sampah.html
Selamat Membaca, Semoga Bermanfa'at , Bismillah..
Kamis, 27 Januari 2011
Rabu, 26 Januari 2011
UNPREDICTABLE
Kalau saya tau di mana, saya tidak akan bertanya. Saya memang bukan pribadi yang mudah untuk berbagi. Dan saya bukan orang yang berani bertanya semua yang saya ragukan.
Saya lebih sering diam, melihat, dan menilai serta menyimpulkan apa yang saya pantau.
Mengenai pendapat anda?
Itu bukan hal penting yang dapat langsung mempengaruhi penilaian saya tentang anda, dia atau mereka.
Saya bukan orang yang pandai mengendalikan banyak kepala dalam sekali pertemuan. Karena saya memang bukan psikiater yang lumrahnya dapat memahami banyak karakter manusia.
Serinkali saya memilih diam dibanding harus mengekspose semua pendapat saya, tentang apapun itu. Karena dengan diam saya bisa menilai, apakah pendapat saya layak diargumenkan, atau memang tempatnya hanya tertahan sampai garis sebelum mulut.
Saya bukan orang yang peka dan dapat mudah memaafkan orang lain. Seperti halnya manusia biasa. Penyakit hati ini mungkin memang terlalu akut untuk diobati.
Saya senang berada disekitar orang yang mengajak saya tertawa, tapi tidak untuk berada disekitar orang yang menertawakan saya.
Saya pernah berprediksi tentang masa depan saya, dan anda tahu kelanjutannya? Saya menjadi pesimis dan takut untuk bermimpi indah, karena saya belum bisa siap dengan resiko keputusan yang saya buat sendiri.
Saya pernah menjadi realita cerita cinta, yang selalu kandas tak tertata. Kalau saya mengenang lembaran kisah asmara kemarin, rasanya hati saya tak lagi ada tempat untuk hal yang berasaskan atas nama cinta. Tapi lagi-lagi, saya manusia normal yang memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. Mungkin satu dua kali saya akan terus mencoba berdiri. Tapi untuk luka selanjutnya? Entahlah saya juga tak mau bermimpi merobek hati dengan pilihan saya sendiri.
Rasanya tak pantas kalau hati ini terus disiksa atas nama cinta. Saya tak bisa menepis kalau saya pernah sakit hati, tapi saya tahu, diri ini juga berhak bahagia karena cinta yang indah. Semoga hati ini bisa memaklumi keegoisan diri, dan semoga semua akan cepat menjadi pembelajaran, evaluasi untuk merevolusi diri ini menjadi lebih baik. Saya percaya, Allah mendengar pengaduan ini, dan semoga cukup Dia yang menjadi penenang hati ini sampai nanti takdir mengetuk palu, siapa yang Tuhan hadiahi untukku.
I'll try to keep my best spirit for the better story in my life insyaAllah :)
Saya lebih sering diam, melihat, dan menilai serta menyimpulkan apa yang saya pantau.
Mengenai pendapat anda?
Itu bukan hal penting yang dapat langsung mempengaruhi penilaian saya tentang anda, dia atau mereka.
Saya bukan orang yang pandai mengendalikan banyak kepala dalam sekali pertemuan. Karena saya memang bukan psikiater yang lumrahnya dapat memahami banyak karakter manusia.
Serinkali saya memilih diam dibanding harus mengekspose semua pendapat saya, tentang apapun itu. Karena dengan diam saya bisa menilai, apakah pendapat saya layak diargumenkan, atau memang tempatnya hanya tertahan sampai garis sebelum mulut.
Saya bukan orang yang peka dan dapat mudah memaafkan orang lain. Seperti halnya manusia biasa. Penyakit hati ini mungkin memang terlalu akut untuk diobati.
Saya senang berada disekitar orang yang mengajak saya tertawa, tapi tidak untuk berada disekitar orang yang menertawakan saya.
Saya pernah berprediksi tentang masa depan saya, dan anda tahu kelanjutannya? Saya menjadi pesimis dan takut untuk bermimpi indah, karena saya belum bisa siap dengan resiko keputusan yang saya buat sendiri.
Saya pernah menjadi realita cerita cinta, yang selalu kandas tak tertata. Kalau saya mengenang lembaran kisah asmara kemarin, rasanya hati saya tak lagi ada tempat untuk hal yang berasaskan atas nama cinta. Tapi lagi-lagi, saya manusia normal yang memiliki fitrah untuk mencintai dan dicintai. Mungkin satu dua kali saya akan terus mencoba berdiri. Tapi untuk luka selanjutnya? Entahlah saya juga tak mau bermimpi merobek hati dengan pilihan saya sendiri.
Rasanya tak pantas kalau hati ini terus disiksa atas nama cinta. Saya tak bisa menepis kalau saya pernah sakit hati, tapi saya tahu, diri ini juga berhak bahagia karena cinta yang indah. Semoga hati ini bisa memaklumi keegoisan diri, dan semoga semua akan cepat menjadi pembelajaran, evaluasi untuk merevolusi diri ini menjadi lebih baik. Saya percaya, Allah mendengar pengaduan ini, dan semoga cukup Dia yang menjadi penenang hati ini sampai nanti takdir mengetuk palu, siapa yang Tuhan hadiahi untukku.
I'll try to keep my best spirit for the better story in my life insyaAllah :)
Selasa, 25 Januari 2011
ayah tak pernah 'sibuk' nak :)
bismillah..
Lelah memang selalu menjadi penutup hari yang tidak selalu merepotkan. kadang justru membuat kepuasan tersendiri setelah semua aktivitas terdaftar menjadi rutinitas yang kurasakan 4 bulan lebih belakangan ini. datang menyampaikan niat untuk menuntut ilmu dan pulang memamerkan sisa senyum yang masih bisa kulakukan untuk mereka yang menunggu kepulanganku.
sore senja yang indah saat itu. matahari masih hangat menyelimuti bekasi dan sekitarnya, padat lalu lintas dengan derum kendaraan yang dikemudi berbagai macam profesi tidak mengurangi indah senja itu yang aku rasakan. langkah kaki ini gontai setengah bersemangat menyebrangi padat lalu lintas sore itu. beberapa menit berdiri, yang kutunggu2 datang juga, alhamdulillah, akhirnya :)
di dalam tidak diisi banyak penumpang, yang kuperhatikan hanya seorang ibu yang duduk disamping pengemudi hebat itu, dan satu penumpang yang duduk di posisi tak jauh dariku. seperti biasa, menikmati perjalanan, memperhatikan betapa negeri ini di isi oleh manusia2 yang tidak 'pemalas', menyimpulkan ini dan itu menurut pemahamanku, menikmati indahnya sungai kalimalang sebagai saluran air yang sejarahnya berawal saat abad ke-5, zaman kerajaan Tarumanegara, mengalir bening bersinar kecoklatan, memantulkan sinar senja sang Raja Api seraya saling balas membalas senyum.
pembicaraan awal yang kudengar, ibu itu bertanya tentang jalur menuju komsen yang itu berarti tepat searah denganku. tapi segan rasanya menimpali pembicaraan yang sedang berlangsung. jadi aku hanya diam mendengarkan sambil menahan keinginan angkat suara. angkutan umum itu terus melaju tanpa singgah di pemberhentian pangkalan seperti kebanyakan angkutan umum 58 lainnya. sampai akhirnya menit2 terakhir aku harus turun berpindah tempat duduk ke angkutan umum K37. sebelum akhirnya melangkah turun, tak bermaksud tapi terdengar ya jadi mau tak mau harus mendengar, percakapan antara pengemudi dan ibu2 baik hati yang duduk disampingnya. awal mulanya ketika selular phone mlik sang pengemudi berdering. kaget yang kurespon langsung lenyap sesaat setelah aku tau dengan siapa bliau berbicara.
"hallo assalamu'alaikum", sapa pengemudi itu ramah pada makhluk mungil di seberang sana. "udah makan nak?", "oohh mau bapak bawain apa?", "sate apa sayang? ayam iya ayam?", "yaudah, nanti tunggu bapak pulang ya, jangan tidur dulu, obatnya udh diminum blm nak?", "yang rajin ya, biar cepet sembuh", "he'eh yang pinter ya, bapak kerja dulu", "wa'alaikumussalam". Ya Allah, sungguh Kau Yang Maha Melapangkan hati bapak ini, ujian yang Kau berikan ternyata tak melunturkan semangatnya menjaga kasih sayangnya untuk malaikat keil titipanMu di sana. sedikit tersirat rasa iri dan cemburu menyimak cerita singkat yang penuh ketulusan cinta. kondisi sibuk menyetir, lelah penat dan penghasilan yang tidak selalu menenangkan ternyata tidak menghalangi dirinya untuk terus bersabar dan menjaga kebahagiaan keluarganya walau tanpa bertatap muka. subhanallah.
spontan sang ibu tadi bertanya, "anaknya sakit apa pak?", bapak baik itu menjawab, "demam bu, udah 2 hari", "umur brp pak?" balas ibu tadi. "baru jalan 2th". dan tak terasa, its time. aku harus turun dan itu artinya begitupun dgn ibu tadi. saat membayar, aku bilang ke ibu baik hati, "mau ke komsen ya bu? bareng sama saya aja :)", "oohh naik ke arah komsen jg de? yaudah yuk". setelah menutup sementara obrolan singkat itu, aku menyerahkan uang sambil menyampaikan simpatiku kepada bapak baik hati td, "cepet sembuh y pak anaknya :)", "ooohh iya, makasih y de :)" setelah berbalas senyum, tiba saatnya aku menyebrang bersama ibu tadi.
bliau erat menggenggam lenganku, bersiap menyebrang sesaat teringat ummiku dirumah. kami menyebrang dan berjalan menuju angkutan umum yang sedang transit di pangkalan sambil sedikit mengobrol, sekedar menanyakan tempat kuliahku dan seputar itu. kami tiba di ambang pintu angkutan umum K37, aku otomatis langsung mengambil posisi di bagian belakang, diikuti oleh ibu itu. sesaat memandangku heran dan bertanya "kenapa milih duduk di belakang de?", "oh gpp bu :)" balas ku dgn sdikit tertawa. "oohh ibu pindah depan gpp ya?", "silahkan bu:)"
akhirnya ibu tadi pindah dan aku d belakang dengan beberapa penumpang lainnya.
heningnya selama perjalanan masih mengingatkan ku tentang cerita tadi. entah mengapa hati ini sangat tertegun menyimaknya. tak terasa, sampai lah saatnya aku melanjutkan perjalanan terakhirku sampai sebelumnya tiba di rumah. saat membayar, kembali aku menyapa ibu tadi, "bu saya duluan ya, bang nanti ibunya mau turun d komsen", "iya neng" balas abang angkot". dan ibu itu masih melontarkan kata2nya, "rumahnya d mana de?", " tu bu masih ke dalem lg, saya duluan ya bu :)", "iya, makasih y de :)" dan angkutan umum itu melaju memisahkan tatap mukaku dengan ibu tadi. dan aku, masih tersenyum mengenang cerita ayah malaikat kecil tadi, pengemudi angkot yang hebat :)
Lelah memang selalu menjadi penutup hari yang tidak selalu merepotkan. kadang justru membuat kepuasan tersendiri setelah semua aktivitas terdaftar menjadi rutinitas yang kurasakan 4 bulan lebih belakangan ini. datang menyampaikan niat untuk menuntut ilmu dan pulang memamerkan sisa senyum yang masih bisa kulakukan untuk mereka yang menunggu kepulanganku.
sore senja yang indah saat itu. matahari masih hangat menyelimuti bekasi dan sekitarnya, padat lalu lintas dengan derum kendaraan yang dikemudi berbagai macam profesi tidak mengurangi indah senja itu yang aku rasakan. langkah kaki ini gontai setengah bersemangat menyebrangi padat lalu lintas sore itu. beberapa menit berdiri, yang kutunggu2 datang juga, alhamdulillah, akhirnya :)
di dalam tidak diisi banyak penumpang, yang kuperhatikan hanya seorang ibu yang duduk disamping pengemudi hebat itu, dan satu penumpang yang duduk di posisi tak jauh dariku. seperti biasa, menikmati perjalanan, memperhatikan betapa negeri ini di isi oleh manusia2 yang tidak 'pemalas', menyimpulkan ini dan itu menurut pemahamanku, menikmati indahnya sungai kalimalang sebagai saluran air yang sejarahnya berawal saat abad ke-5, zaman kerajaan Tarumanegara, mengalir bening bersinar kecoklatan, memantulkan sinar senja sang Raja Api seraya saling balas membalas senyum.
pembicaraan awal yang kudengar, ibu itu bertanya tentang jalur menuju komsen yang itu berarti tepat searah denganku. tapi segan rasanya menimpali pembicaraan yang sedang berlangsung. jadi aku hanya diam mendengarkan sambil menahan keinginan angkat suara. angkutan umum itu terus melaju tanpa singgah di pemberhentian pangkalan seperti kebanyakan angkutan umum 58 lainnya. sampai akhirnya menit2 terakhir aku harus turun berpindah tempat duduk ke angkutan umum K37. sebelum akhirnya melangkah turun, tak bermaksud tapi terdengar ya jadi mau tak mau harus mendengar, percakapan antara pengemudi dan ibu2 baik hati yang duduk disampingnya. awal mulanya ketika selular phone mlik sang pengemudi berdering. kaget yang kurespon langsung lenyap sesaat setelah aku tau dengan siapa bliau berbicara.
"hallo assalamu'alaikum", sapa pengemudi itu ramah pada makhluk mungil di seberang sana. "udah makan nak?", "oohh mau bapak bawain apa?", "sate apa sayang? ayam iya ayam?", "yaudah, nanti tunggu bapak pulang ya, jangan tidur dulu, obatnya udh diminum blm nak?", "yang rajin ya, biar cepet sembuh", "he'eh yang pinter ya, bapak kerja dulu", "wa'alaikumussalam". Ya Allah, sungguh Kau Yang Maha Melapangkan hati bapak ini, ujian yang Kau berikan ternyata tak melunturkan semangatnya menjaga kasih sayangnya untuk malaikat keil titipanMu di sana. sedikit tersirat rasa iri dan cemburu menyimak cerita singkat yang penuh ketulusan cinta. kondisi sibuk menyetir, lelah penat dan penghasilan yang tidak selalu menenangkan ternyata tidak menghalangi dirinya untuk terus bersabar dan menjaga kebahagiaan keluarganya walau tanpa bertatap muka. subhanallah.
spontan sang ibu tadi bertanya, "anaknya sakit apa pak?", bapak baik itu menjawab, "demam bu, udah 2 hari", "umur brp pak?" balas ibu tadi. "baru jalan 2th". dan tak terasa, its time. aku harus turun dan itu artinya begitupun dgn ibu tadi. saat membayar, aku bilang ke ibu baik hati, "mau ke komsen ya bu? bareng sama saya aja :)", "oohh naik ke arah komsen jg de? yaudah yuk". setelah menutup sementara obrolan singkat itu, aku menyerahkan uang sambil menyampaikan simpatiku kepada bapak baik hati td, "cepet sembuh y pak anaknya :)", "ooohh iya, makasih y de :)" setelah berbalas senyum, tiba saatnya aku menyebrang bersama ibu tadi.
bliau erat menggenggam lenganku, bersiap menyebrang sesaat teringat ummiku dirumah. kami menyebrang dan berjalan menuju angkutan umum yang sedang transit di pangkalan sambil sedikit mengobrol, sekedar menanyakan tempat kuliahku dan seputar itu. kami tiba di ambang pintu angkutan umum K37, aku otomatis langsung mengambil posisi di bagian belakang, diikuti oleh ibu itu. sesaat memandangku heran dan bertanya "kenapa milih duduk di belakang de?", "oh gpp bu :)" balas ku dgn sdikit tertawa. "oohh ibu pindah depan gpp ya?", "silahkan bu:)"
akhirnya ibu tadi pindah dan aku d belakang dengan beberapa penumpang lainnya.
heningnya selama perjalanan masih mengingatkan ku tentang cerita tadi. entah mengapa hati ini sangat tertegun menyimaknya. tak terasa, sampai lah saatnya aku melanjutkan perjalanan terakhirku sampai sebelumnya tiba di rumah. saat membayar, kembali aku menyapa ibu tadi, "bu saya duluan ya, bang nanti ibunya mau turun d komsen", "iya neng" balas abang angkot". dan ibu itu masih melontarkan kata2nya, "rumahnya d mana de?", " tu bu masih ke dalem lg, saya duluan ya bu :)", "iya, makasih y de :)" dan angkutan umum itu melaju memisahkan tatap mukaku dengan ibu tadi. dan aku, masih tersenyum mengenang cerita ayah malaikat kecil tadi, pengemudi angkot yang hebat :)
Kamis, 13 Januari 2011
let's check ourselves :)
Bismillah..
Apakah kau tau wahai saudaraku? orang yang sukses sempurna itu adalah orang yang bisa mempercayakan utuh kehidupannya pada kehendakan indah Tuhannya.
Indah, walau kadang pahit membuat muak untuk sekedar sadar bahwa diri ini sebenarnya hidup.
Indah, walau memang yang pahit itu sebenarnya manis bagi mereka yang mau berpikir cerdas.
Indah, jika yang menjalaninya tegas, ikhlas tak banyak bertanya.
Saudaraku, ayahku pernah berkata, LIKULLIMA QADARALLAHU KHAIR :)
semua takdir Allah itu indah. yang Tuhan karuniakan kepadamu itu semata-mata adalah untuk mengindahkanmu, memberi warna pelangi untuk hari-hari mu.
jika yang kau harapkan justru pergi jauh meninggalkanmu, bersedihlah secukupnya, lalu jangan lupa, segera kau bubuhkan kembali senyum tulusmu untuk dunia.
pernahkah kau suatu hari menangis tanpa alasan namun itu membuatmu lega dn merasa lapang? itu bukti Tuhan tak mau melihatmu bersedih. Dia redakan kegalauanmu, menghapus 'langsung' airmatamu dengan kasih sayangnya yang begitu lembut.
Saudaraku, pernah aku merasa Tuhan begitu tidak memperhatikan ku bahkan menoleh melirikku, aku merasa sendiri tak tearah meraih sesuatu yang tak jelas. mengutuk siapa saja yang membuatku kecewa hari itu. memaki apa saja yang menghalangi langkah-langkah gontai kaki ini. meremehkan siapa saja yang memang jauh lebih baik dari pada diri yang hina ini. meninggalkan semua yang memang sebenarnya hadir untuk membuatku lebih baik, untuk mengindahkanku. tapiii...
Tuhan memang selalu Maha Bijaksana. Dia dgn kelembutan dan ketegasanNya, menarik paksa diri ini, berhijrah dari sesuatu yang memang tak pantas kuhadirkan dalam hidupku. menegurku mundur satu langkah bercermin kembali, siapa diri ini sebenarnya. Tuhan begitu menyayangiku lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. subhanallah, maluu diri ini ya Rabb..
Kau tahu?
bukan Tuhan tak memperhatikanku, bukan Tuhan juga tak mau menoleh atau melirikku.
tapi aku yang membuatNya jauh dari kesadaranku. aku yang tak sadar diri menikmati semua pemberianNya tanpa sedikitpun mengucap syukur kepadaNya. aku yang angkuh menyetir sendiri apa kemauanku. aku yang memang selalu lemah dihadapanNya.
Janji ku kepada semua kasih sayangNya yang sangat tak tertandingi, aku harus bahagia menjalani perintahNya. sulit dan seringkali aku menjadi pengingkar pada janji yang kubuat sendiri. janji yang memang wajib diikrarkan setiap hati makhluk yang bernyawa. betapa malu diri ini saat menyadari masih sangat jauh imanku dari predikat sempurna.
Dengan iman seperti ini, apakah layak aku bertemu denganNya kelak? hamba yang hina, yang bahkan tak mampu mengedipkan mata tanpa izinNya? hamba yang sering melupakanNya saat Dirinya memberikan hadiah yang begitu memesona? hamba yang kembali merengek saat merasa hidup ini terlalu berat untuk dijalani? hamba yang memujinya hanya saat dia membutuhkan pertolonganNya?
Dengan islam yang kujalani semaunya, maukah nabi Muhammad saw kelak tersenyum menatap dan menyambutku? umatnya yang jarang sekali menjalani sunnah-sunnahnya? umat yang terkadang lupa memiliki idola yang Allah karuniakan pada dunia yang penuh dengan gemerlap fatamorgana? umat yang hanya sekedar menelaah kisah-kisahnya tanpa meneladaninya? ya Allah, siapa aku ini...
Jendela kehidupan ini sebenarnya cukup adil wahai saudaraku. hidup ini indah bagi siapa saja yang memang mengindahkan hidupnya. bahagia itu adalah bagaimana kita sukses mengindahkan hidup ini. dan itu menjadi potensi dan hak setiap makhluk yang bernafas.
Saudaraku, mendekatlah dan dengarkanlah sedikit penuturan ku. siapa tau bisa menolong hatimu yang memang butuh sedikit kehangatan setelah membeku utnuk sekian lama. Aku, memang bukan siapa-siapa. mereka boleh menggapku lemah, boleh menertawakan bahkan meremehkanku. tapi tidak dengan ku. aku adalah mentari yang bisa menghangatkan banyak jiwa disekitarku. aku adalah sesuatu yang bisa membuat semua yang bersedih tersenyum melihatku. aku adalah jiwa yang Tuhan karuniakan hadiah terindah. aku adalah ciptaanNya yang belajar tulus mencintai Penciptaku.
Tuhan tak pernah menjauh kecuali hambaNya menjauhiNya. Tuhan tak pernah lupa, dan Dia tidak diam!
Saudaraku, jika kau mau mencoba mendekatiNya sekali lagi, percayalah, Tuhan tidak akan lari menghindar, walau seberapa sering kau coba kecewakanNya, Dia akan tetap hangat menyambutmu. berlarilah ke dalam pelukan Illahi, dan disana ada senyum abadi terindah yang akan kau miliki selamanya :)
yakinlah, hari ini Tuhan melangkah bersama langkah-langkah pembangun kebaikan kita. ucapkan namaNya saat kau memulai kebaikkan karena semua yang disertai namaNya tidak akan sia-sia insyaAllah.
Saudaraku, pejamkan matamu dengan tenang, bisikkanlah, Tuhanku, aku mencintaiMu. Jatuhcintakan lah aku sekali lagi kepadaMu, sayangi dan ma'afkanlah aku. buka matamu dan tersenyumlah, perhatikan apa yang terjadi!
...... semoga bermanfaat :)
Apakah kau tau wahai saudaraku? orang yang sukses sempurna itu adalah orang yang bisa mempercayakan utuh kehidupannya pada kehendakan indah Tuhannya.
Indah, walau kadang pahit membuat muak untuk sekedar sadar bahwa diri ini sebenarnya hidup.
Indah, walau memang yang pahit itu sebenarnya manis bagi mereka yang mau berpikir cerdas.
Indah, jika yang menjalaninya tegas, ikhlas tak banyak bertanya.
Saudaraku, ayahku pernah berkata, LIKULLIMA QADARALLAHU KHAIR :)
semua takdir Allah itu indah. yang Tuhan karuniakan kepadamu itu semata-mata adalah untuk mengindahkanmu, memberi warna pelangi untuk hari-hari mu.
jika yang kau harapkan justru pergi jauh meninggalkanmu, bersedihlah secukupnya, lalu jangan lupa, segera kau bubuhkan kembali senyum tulusmu untuk dunia.
pernahkah kau suatu hari menangis tanpa alasan namun itu membuatmu lega dn merasa lapang? itu bukti Tuhan tak mau melihatmu bersedih. Dia redakan kegalauanmu, menghapus 'langsung' airmatamu dengan kasih sayangnya yang begitu lembut.
Saudaraku, pernah aku merasa Tuhan begitu tidak memperhatikan ku bahkan menoleh melirikku, aku merasa sendiri tak tearah meraih sesuatu yang tak jelas. mengutuk siapa saja yang membuatku kecewa hari itu. memaki apa saja yang menghalangi langkah-langkah gontai kaki ini. meremehkan siapa saja yang memang jauh lebih baik dari pada diri yang hina ini. meninggalkan semua yang memang sebenarnya hadir untuk membuatku lebih baik, untuk mengindahkanku. tapiii...
Tuhan memang selalu Maha Bijaksana. Dia dgn kelembutan dan ketegasanNya, menarik paksa diri ini, berhijrah dari sesuatu yang memang tak pantas kuhadirkan dalam hidupku. menegurku mundur satu langkah bercermin kembali, siapa diri ini sebenarnya. Tuhan begitu menyayangiku lebih dari aku menyayangi diriku sendiri. subhanallah, maluu diri ini ya Rabb..
Kau tahu?
bukan Tuhan tak memperhatikanku, bukan Tuhan juga tak mau menoleh atau melirikku.
tapi aku yang membuatNya jauh dari kesadaranku. aku yang tak sadar diri menikmati semua pemberianNya tanpa sedikitpun mengucap syukur kepadaNya. aku yang angkuh menyetir sendiri apa kemauanku. aku yang memang selalu lemah dihadapanNya.
Janji ku kepada semua kasih sayangNya yang sangat tak tertandingi, aku harus bahagia menjalani perintahNya. sulit dan seringkali aku menjadi pengingkar pada janji yang kubuat sendiri. janji yang memang wajib diikrarkan setiap hati makhluk yang bernyawa. betapa malu diri ini saat menyadari masih sangat jauh imanku dari predikat sempurna.
Dengan iman seperti ini, apakah layak aku bertemu denganNya kelak? hamba yang hina, yang bahkan tak mampu mengedipkan mata tanpa izinNya? hamba yang sering melupakanNya saat Dirinya memberikan hadiah yang begitu memesona? hamba yang kembali merengek saat merasa hidup ini terlalu berat untuk dijalani? hamba yang memujinya hanya saat dia membutuhkan pertolonganNya?
Dengan islam yang kujalani semaunya, maukah nabi Muhammad saw kelak tersenyum menatap dan menyambutku? umatnya yang jarang sekali menjalani sunnah-sunnahnya? umat yang terkadang lupa memiliki idola yang Allah karuniakan pada dunia yang penuh dengan gemerlap fatamorgana? umat yang hanya sekedar menelaah kisah-kisahnya tanpa meneladaninya? ya Allah, siapa aku ini...
Jendela kehidupan ini sebenarnya cukup adil wahai saudaraku. hidup ini indah bagi siapa saja yang memang mengindahkan hidupnya. bahagia itu adalah bagaimana kita sukses mengindahkan hidup ini. dan itu menjadi potensi dan hak setiap makhluk yang bernafas.
Saudaraku, mendekatlah dan dengarkanlah sedikit penuturan ku. siapa tau bisa menolong hatimu yang memang butuh sedikit kehangatan setelah membeku utnuk sekian lama. Aku, memang bukan siapa-siapa. mereka boleh menggapku lemah, boleh menertawakan bahkan meremehkanku. tapi tidak dengan ku. aku adalah mentari yang bisa menghangatkan banyak jiwa disekitarku. aku adalah sesuatu yang bisa membuat semua yang bersedih tersenyum melihatku. aku adalah jiwa yang Tuhan karuniakan hadiah terindah. aku adalah ciptaanNya yang belajar tulus mencintai Penciptaku.
Tuhan tak pernah menjauh kecuali hambaNya menjauhiNya. Tuhan tak pernah lupa, dan Dia tidak diam!
Saudaraku, jika kau mau mencoba mendekatiNya sekali lagi, percayalah, Tuhan tidak akan lari menghindar, walau seberapa sering kau coba kecewakanNya, Dia akan tetap hangat menyambutmu. berlarilah ke dalam pelukan Illahi, dan disana ada senyum abadi terindah yang akan kau miliki selamanya :)
yakinlah, hari ini Tuhan melangkah bersama langkah-langkah pembangun kebaikan kita. ucapkan namaNya saat kau memulai kebaikkan karena semua yang disertai namaNya tidak akan sia-sia insyaAllah.
Saudaraku, pejamkan matamu dengan tenang, bisikkanlah, Tuhanku, aku mencintaiMu. Jatuhcintakan lah aku sekali lagi kepadaMu, sayangi dan ma'afkanlah aku. buka matamu dan tersenyumlah, perhatikan apa yang terjadi!
...... semoga bermanfaat :)
Langganan:
Postingan (Atom)