Perputaran waktu kasar tak bertoleransi akan terus tetap pada poros putarannya.
Dia tak pernah menunggu apa lagi berhenti.
Pacuan tuntutan menjadi penentuan.
Semua hasil mimpi orang banyak.
Tak peduli lelah hati ini dan kegalauan jiwa ini.
Semua memaksa dan menarik siapapun.
Yang berjalan, yang berlari, bahkan yang terseok-seok merangkak.
Merasakan banyak alur hidup yang memandang ke depan dan ke belakang.
Seperti tertawa dan menangis.
Karena memang lalu lintas kehidupan itu tak pernah sepi.
Padat melintasi seluruh jalur keramaian.
Tak peduli siapa pengemudinya.
Tak peduli kendaraan apa yang ditumpanginya.
Tuhan, Kau membuka jalur bebas hambatan kepada semua yang Kau kehendaki.
Dan Kau hapus petunjuk pemandu arah juga sesuai yang Kau kehendaki.
Kami para pengemudi percaya, Kau takkan pernah diam dn lupa mengurus kami.
Tuhan, jadikan kami pengemudi yang hebat yang akan terus belajar berjalan, menuju syurga agungMu :)
Selamat Membaca, Semoga Bermanfa'at , Bismillah..
Senin, 18 Oktober 2010
Minggu, 10 Oktober 2010
thinking and try to believe.
Bismillah.
Dibawah langit dan di atas bumi ini, semua orang berhak bermimpi dan berharap.
Semua yang bernyawa berhak bahagia.
Dan semua yang bernafas berhak memberi dan membalas senyum.
Seperti mencari arti hidup yang hilang, layaknya seorang yang berlari mengejar garis akhir yang semakin menjauh, yang artinya, tak akan tercapai.
Menjadi pemenang, bukan jaminan kebahagiaan, karena kadang kejuaraan bisa menjadi kutukan. Sebaliknya, kalah, bukan berarti menjadi kepastian keterpurukan. Karena boleh jadi, mereka yang ikhlas menerima kekalahan adalah mereka yang siap dengan resiko apa pun yang akan didapatnya. Mereka yang percaya, kalah hari ini adalah tabungan anak tangga untuk mencapai atap langit. Tempat mereka yang sukses kelak akan erat berjabat tangan.
Dibawah langit dan di atas bumi ini, semua orang berhak bermimpi dan berharap.
Semua yang bernyawa berhak bahagia.
Dan semua yang bernafas berhak memberi dan membalas senyum.
Seperti mencari arti hidup yang hilang, layaknya seorang yang berlari mengejar garis akhir yang semakin menjauh, yang artinya, tak akan tercapai.
Menjadi pemenang, bukan jaminan kebahagiaan, karena kadang kejuaraan bisa menjadi kutukan. Sebaliknya, kalah, bukan berarti menjadi kepastian keterpurukan. Karena boleh jadi, mereka yang ikhlas menerima kekalahan adalah mereka yang siap dengan resiko apa pun yang akan didapatnya. Mereka yang percaya, kalah hari ini adalah tabungan anak tangga untuk mencapai atap langit. Tempat mereka yang sukses kelak akan erat berjabat tangan.
Langganan:
Postingan (Atom)