Bismillah..
kemarin, tepatnya 04 Desember 2010.
seperti biasa matahari terbit sesuai komandoNya, sisa-sisa petang mulai terhapus siratan cerah sang mentari. perlahan tapi pasti petang menjadi terang.
seperti ritual hari-hari sebelumnya, bangun, bebenah, membersihkan diri, sarapan, dan karena kebetulan hari ini saya masih dalam keadaan belum suci maka tak ada schedule shalat dihari ini. kerugian tak adanya schedule shalat, terutama shalat subuh pada hari ini adalah membuat kebiasaan saya bangun kesiangan menjadi lebih bersahabat. menyedihkan.
hari itu, ehm tepatnya pagi itu saya bangun pukul 05.00, tapi memindah posisi kamar membuat tidur saya lebih nyenyak hingga pukul 06.00.
berhubung hari ini ada schedule 'ngebolang' keliling kota tua bersama teman sepermainan saya, Fea gernes, Silviana dita alias ipi, Helmy Umadila Hafiza alias Emy, Aninda Ulfa alias Mboy, Nike Tyas, Syifa, Asifah alias Ipeh, Yeni alias Yeboo, Raudatul Jannah alias towel, persiapan saya berbeda dari hari biasanya, begitu juga dengan isi tas yang akan saya bawa.
saya persiapkan kamera, minum, alat shalat (karena setelah pagi ini status saya suci), buku kecil dan pena yang saya selipkan di antara apitan sampul dan buku di dalamnya, handphone, dan satu buku bacaan yang buku itu lebih sering tak saya sentuh apalagi dibaca =,=
singkat cerita, setelah semua persiapan sempurna, dan uang saku sudah ditangan, saya berpamitan dengan anggota keluarga yang menjadi penghuni tempat tinggal saya hari itu, sebelum beberapa saat saya memijat abi saya sembari meminta izin pergi ke Jakarta Kota.
acara kami awalnya disepakati jam 08.00 kumpul di rumah salah satu sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, tepatnya di daerah kranji, Bekasi. dan saya??
tentang waktu, saya paling mengecewakan, pengulur waktu yang handal, haha itu aib saya sebenarnya. tapi fakta dan tak saya pungkiri, ini adalah penyakit yang belum sembuh hingga detik ini, ckck. na'as memang.
alhasil yang disebabkan penyakit saya dan memang ada sedikit masalah dengan batre kamera yang akan saya bawa, hari itu saya terlambat. ya terlambat dari jam seharusnya.
pukul 09.00 kurang lebih saya baru berangkat dari kediaman saya. memalukan.
dengan diantar om saya, akhirnya setelah berjuang dalam perjalanan bernegosiasi dengan sahabat saya yang lebih saya anggap seperti kakak saya sendiri, Aninda Ulfa, saya melewati kemacetan yang tak bertoleransi dengan acara saya hari ini, klakson-klakson kendaraan yang juga tak peduli dengan raut wajah saya yang tambah kusut khawatir melihat jam di layar handphone, saya tiba di tempat tujuan. perkumpulan sebelum berangkat.
haha kabar sahabat-sahabat saya yang menunggu??? silahkan anda imajinasikan.
kesal dan lemas menunggu waktu keberangkatan yang tertunda karena ulah penyakit saya.
setelah 'say hello' dan sedikit teguran ini itu, kami bersepuluh berjalan kaki menuju Stasiun Kereta Api Kranji. menyebrang, menghindari genangan air, tertawa di pasar, menakut-nakuti anak kecil -sahabat saya yang juga lebih saya anggap sebagai kakak saya, Silviana Dita- yang menyeringai tertawa kecil membuat perjalanan semakin menciptakan keceriaan.
setelah perjalanan yang ditempuh dengan berjalan kaki, kami tiba di stasiun, dan sedikit kekhawatiran karena keterlambatan kami berangkat -akibat ulah saya- kereta yang akan berangkat menuju Jakarta Kota akan berangkat jam 09.12 sedangkan saat itu pukul 09.35, sahabat-sahabat saya mendesis lucu, "gara-gara neng niii" haha saya jelas menyeringai lebar :D
tapi ternyata Allah punya alur lain, cerita yang seharusnya berangkat jam 09.12, ternyata baru akan tiba di stasiun keranji, dan posisinya sekarang masih di Cakung.
owalaaahh, Indonesia kuu, kok sejenis kita?? 'the ngareters' ckckck
akhirnya kami memesan 10 tiket menuju Jakarta kota, seharga Rp 4.500,00 persatuan tiket. perjalanan berlangsung dengan ceria apalagi setelah hadirnya satu nenek mutlak dengan medok jawanya bergabung ditengah-tengah kami, membuat tawa kami lebih sering memecah. beberapa lelucon yang delemparkan satu orang dan ditimpali beberapa orang yang lainnya jelas membumbui kegembiraan kami hari itu. aku permanen dengan posisi berdiri menggelayut, melihat betapa mirisnya rakyat Indonesia yang masih belum mendapatkan rizkiNya untuk dapat hidup layak. mereka tetap tersenyum, bermain, melakukan aktivitas layaknya manusia bernyawa lainnya. tak terganggu samasekali dengan suara bising kereta api yang lewat setiap hari membawa ratusan penumpang pria dan wanita. beberapa diantara kami tertidur sesaat menikmati perjalanan.
setelah pengumumam mengumumkan kereta akami akan segera tiba di Stasiun Jakarta Kota, kami bersiap turun dan akhirnya tiba di Kota Jakarta. kami turun melalui peron yang disediakan oleh pihak pelayanan kereta api. berjalan menelusuri jalur-jalur stasiun.
tak jauh kami berjalan, kami tiba di jalan raya yang memagari kota tua, tempat tujuan kami hari ini. bersebrangan percis dengan Bank BNI, Jakarta.
kami menyebrang dan tibalah kami di tempat yang akan menjadi objek cerita kami hari ini. wahana pertama yang kami tuju adalah, 'TEMPAT ANEKA JAJANAN' haha karena jam itu bertepatan dengan waktu makan siang. kami memesan makanan masing-masing dan banyak cerita lucu dan mengharukan di tempat makan itu. yang saya lihat dan simpulkan di tempat makan itu, Indonesia butuh banyak tempat untuk berbisnis dan belajar adil, saling menghargai dan percaya, rezeki diatur oleh Yang Maha Memiliki Nyawa. menu yang saya pilih, masakan padang, saya memesan ayam gulai, daun singkong, sambal hijau dan es tee + es batu, semua terkena biaya Rp 15.000,00. setelah membayar dan menunggu nasi turun beberapa saat, kami melanjutkan perjalanan.
tempat selanjutnya, 'MUSEUM FATAHILAH' kami memesan tiket masuk yang harganya Rp1.000,00 perorangan untuk kami, mahasiswa.
kami memasuki lantai paling atas untuk 'wahana' pertama. melihat kekayaan arsip dan beberapa artefak benda peninggalan sejarah yang dimiliki Indonesia. kenang-kenangan pada masa penjajahan Belanda. kami melihat cermin berukuran besar yang berikutnya akan menjadi objek foto pertama kami. beberapa gambar kami ambil dengan objek kaca besar tersebut. tersenyum, 1,2,3, cheers :)dan setelah itu banyak lagi objek yang menjadi kenangan di memori kamera dan jelas, memori kami pribadi.
berjalan dan berjalan, menyentuh beberapa benda, menuruni sekian anak tangga, mengintip beberapa ruangan, membaca sedikit tulisan-tulisan, yaa itu sangat menyenangkan, memiliki kepuasan tersendiri.
hingga akhirnya saya menemui seorang tourist asing yang entah berasal dari negara mana. dia seorang wanita, sepertinya umur setengah baya. saya mencoba menyapa dan mengajaknya berfoto bersama dengan kemampuan bahasa inggris yang saya punya, 'excusme mom, hmm may i take picture with you??'
dan tourist itu tersenyum ramah, and do you know what she said?? that make me so confuse, haha
she said, 'oohhhh hmm what's up?' dan dia berjalan lagi, saya bingung dan masih mematung, ingin rasanya saya memanggil lagi dan bertanya, tapi saya urungkan niat saya dan kembali ke sahabat-sahabat saya. dalam keadaan bingung saya mencoba menikmati kembali isi museum itu. setelah keadaan normal dan stabil, tepat di satu ruangan, saya sedang melihat-lihat beberapa benda peninggalan, ada seorang tourist yang kali ini usianya agak tua, 'hello' sapanya dengan senyuman. spotan saya membalas 'hello sir' dan tentu saja dengan senyuman membalas. saya melihat beberapa benda lagi dan berbisik dengan seorang sahabat saya 'Syifa', 'foto bareng bule yuk' dan semua merespon positif, akhirnya saya coba lagi menyapa 'granpa' tourist tadi. 'im sorry sir' i said. dia menoleh dan tersenyum 'yaa'. dan otomatis dengan sumringah saya katakan 'may i take picture with you?' dan senang nya saya, tourist itu menjawab 'oh of course' with smile. haha
akhirnya kami berfoto bersama dengan senyum yang sangat ikhlas. selsesai berfoto we said, 'thanks sir' and he said 'oohh ok your welcome' tersenyum ramah, dan kami berpisah. kepuasan saya akhirnya tersampaikan, thanks God :D
puas berekeliling museum fatahilah, kami memasuki tempat pameran lukisan seputar sejarah. setelah mengisi buku tamu dengan nama 'Fea (1DA03 GUNADARMA)' alamatnya 'bekasi' dan dibubuhkan tandatangan saya sendiri saya dn sahabat-sahabat saya masuk ke 'wahana' festifal tersebut. ada beberapa benda peninggalan benda kuno seperti jam matahari, dan beberapa peralatan yang saya tak hafal namanya. ada patung-patung anatomi yang menceritakan tentang hukum mati yang dikenakan Belanda kepada Indonesia pada zaman penjajahan kuno dulu.
setelah mengambil bebarapa gambar, berfoto bersama objek dan lukisan, kami keluar dan berfoto dengan beberapa objek dari berbagai sudut, kami keluar.
sesaat berfoto di kolam yang tak berisi air, saya dan tiga sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza, Fea Gernes, dan Asifah mamasuki penjara tahanan para pejuang Indonesia dulu. prihatin. penjaranya gelap, lembab, dan hmm sangat super sederhana. hanya ada bebarapa marbel-marbel berbentuk lingkaran yang terbuat dari besi didalamnya. ada satu batu kotak dan hanya itu. ya hanya itu.
lama kami menghabiskan waktu di dalam, sedikit mengobrol dan tiba-tiba, tourist 'grandpa' yang tadi berfoto dengan kami di lantai atas mengintip dan menyapa 'hello' sambil menyeringai, tersenyum. kami membalas menyapa dan tersenyum, lalu keluar.
kembali berjalan dan berfoto menuju gerbang pintu keluar.
setelah keluar kami masih berkeliling melihat oleh-oleh yang akhirnya kami memutuskan membeli 10 gelang yang sama, menunggu dua sahabatku, Nike Tyas dan Fea Gernes membuat tato. lumayan waktu menunggu ukiran tato itu kering, saya dengan dua sahabat saya, Helmy Umadila Hafiza dan Silviana Dita, memutuskan untuk pergi shalat zuhur. dengan bertanya di mana mushalla terdekat, memandu kami sampai ditempat yang dimaksud. selesai melaksanakan shalat zuhur, kami bertiga kembali ketempat dua sahabatku dan yang lainnya menunggu. flu yang menemaniku hari itu membuat perjalanan sedikit terkesan menyiksa karena harus direpotkan dengan cairan lendir yang harus dibuang. ouch. haha
selesai semuanya, kami bersepuluh memutuskan untuk menyewa sepeda. banyaknya ada 5 sepeda, dengan muatan 1 sepeda dinaiki 2 orang. awalnya kami memang berniat bersepeda sebelum menato, tapi pemandunya yang kekeh tidak mau menurunkan harga membuat kami beralih ke 'wahana' lain. tapi tiba-tiba pemandu sepeda itu datang menyampaikan kabar baik, harga sewa sepedanya turun. 1 sepeda dikenakan biaya Rp20.000,00 karena 1 sepeda bermuatan 2 orang, maka 1 individu dikenakan biaya Rp10.000,00. ditambah biaya guide Rp20.000,00 per guide. kami menyewa 1 guide dan biaya Rp20.000,00 dibagi 10 orang, jadilah total bersih perindividu Rp12.000,00 dengan tujuan Pelabuhan Sunda kelapa.
setelah persiapan beres, perjalanan penuh geguyon dimulai. saya satu sepeda dengan Silviana Dita, Helmy Umadila Hafiza yang menjadi penyetir paling handal dan exist berhasil membonceng Fea Gernes pulang pergi, haha. Aninda Ulfa alias mboy naik bersama Nike Tyas, Raudatul Jannah alias towel bergantian bonceng membonceng dengan Yeni alias Yeboo, dan terakhir, Syifa yang juga bonceng membonceng dengan Asifah alias ipeh. jadilah 6 sepeda + 1 guide menelusuri perjalanan menuju Pelabuhan Sunda kelapa, Jakarta penuh kehebohan. teriak berteriak, tertawa, itu yang mewarnai perjalanan spektakuler kami dengan sepeda kemarin. semua orang memandang dan menyeletuk tertawa, menggoda, menyapa dengan sebutan Mr, dan banyak lagi yang sungguh kami semua juga aneh melihat mereka seaneh itu melihat kami ber10. haha
sampai akhirnya pada kejadian titik paling konyol. 3 sepeda tersangkut ditengah persimpangan jalan raya, dalam jalur yang menanjak, sepeda yang saya tumpangi, yang dibawa Helmy, dan Yeboo. kami tertawa tapi panik raut muka kami membuat tertawa semakin memecah. akhirnya dengan perkiraan singkat aku meloncat turuh dari boncengan ipi, memiringkan sepeda supaya yang tersangkut terlepas dan mendorong sepeda sampai detempat rata, dengan tawa yang tak terbendung, teriakan meneriaki mobil motor yang melintas untuk berhenti. saat saya menoleh, 2 sepeda yang lain juga sudah terlerai dan berjalan menanjak. haha alhamdulillah tidak ada yang kenapa2 :)
terus tertawa dan saya bergantian membawa sepeda dengan ipi alias Silviana Dita. dan setelah asyik mengayuh sepeda ungu yang saya tunggangi, topi yang saya pakai terbang ke belakang. respon teriakan ipi membuat saya berhenti. menekan rem sekuatnya dan mendaratkan kaki pada tanggul pinggir jalan (berhubung badan saya yang berukuran kecil membuat kaki saya tak sampai menapak tanah saat masih duduk di jok sepeda). sepeda berhenti tepat perkiraan saya, Ipi turun mengambil topi yang saya gunakan yang berada ditangan bapak-bapak yang justru ingin membawa topi saya pergii, haduuhh =,=
dan lagi-lagi yang kami lakukan, TERTAWA, HAHHAHHAHHAHHAHHAHHAA daaaann melanjutkan perjalanan tentunya.
saya menyusul sampai pada posisi paling depan, melihat beberapa kapal-kapal besar melabuh ke darmaga. menurunkan dan menaikkan barang-barang tumpangan. takjub melihat karya manusia ciptaan Tuhan yang membuat sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. subhanallah :)
terus berjalan dan akhirnya berhenti, memarkir sepeda ungu sewaan saya dan Silviana Dita. kami mengambil objek kapal tua yang memiliki unggah-unggah kayu yang sedikit menyalang ke jalanan. kami berfoto, naik turun kayu unggah-unggah, dan mendengarkan penjelasan guide pemandu tentang daerah itu. setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke jembatan VOC, saya mengayuh sepeda dengan posisi percis dibelakang guide pemandu, mendengarkan pemaparannya tentang beberapa sejarah di beberapa tempat di sekitar sana, sebelum akhirnya saya berada diposisi paling belakang karena harus mengerem saat hendak menyebrang.
perjalanan yang cukup lumayan untuk seorang penggoes amatir seperti saya akhirnya kami tiba di jembatan yang dulunya merupakan tempat dioperasiaoanalkan sebagai jalur air VOC. yang pertama kami lakukan, hunting air mineral. perjalanan yang sudah ditempuh ternyata menguras banyak energy tapi memuaskan. selepas menyiapkan kestabilan energy kami melanjutkan dengan mendengarkan sedikit pemapaaran dari guide yang the best banget deh pokoknya :D
mengambil beberapa posi dari berbagai sudut, tersenyum, lelah, menyenangkan :)
rencana selanjutnya kami akan mengunjungi museum bahari, tapi karena cuaca yang kurang mendukung, kami memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan pulang. ragu tapi mau tak mau, harus kami relakan tidak mengunjungi tempat-tempat yang pastinya tak kalah menariknya dengan tempat-tempat sebelumnya.
sebelum pulang, kami kembali berfoto, untuk yang terakhir di KOTA TUA, Jakarta, Indonesia. kami melakukan perjalanan pulang dengan penuh canda tawa menceritakan apa yang sudah saya ceritakan diatas. terakhir kami melihat-lihat oleh-oleh di sepanjang jalan pulang, mencicipi kopi medan, dan akhirnya tiba di stasiun Jakarta Kota. kami membeli tiket lagi, dan timing yang bagus, kereta baru saja akan berangkat, alhamdulillah ya Allah Kau lancarkan perjalanan kami :)
kami naik dari gerbong 1 tanpa peron. kondektur kereta mengatakan, di belakang masih banyak tempat kosong, dan saat itu kami berada di gerbong khusus wanita. kami berjalan lagi ke belakang walaupun terjadi sedikit masalah saat di gerbong 2. gerbong yang banyak diisi oleh bapak-bapak bertubuh besar, cerewet. banyak yang centil termasuk adegan colek-mencolek. menjijikkan. perjuangan kami menelusuri gerbong berakhir pada gerbong 8, itu juga gerbong khusus wanita. dan puji syukur selalu untuk Tuhan yang selalu baik kepada hambaNya, gerbong yang kami masuki itu banyak bangku yang belum terisi. kami bebas memilih bangku mana yang mau kita duduki. dan alhamdulillah semua menempati posisi nyaman masing-masing, dalam artian, semua dapat tempat duduk dengan layak :)
perjalanan terus berlanjut, tertawa, lelah, kesal, semua bercampur indah sampai akhirnya tiba saatnya kami turun, stasiun kranji :)
kami turun, melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. saat turun, rizki Tuhan telah mengguyur tanah ini. kondisi hujan menahan kami beberapa menit di pasar. menunggu rintik hujan ramah gerimis kecil, melihat ojek payung yang asyik menjajakan payungnya dengan pakaian dan badan basah kuyup sampai akhirnya kami pulang menuju kediaman rumah Helmy Umadila Hafiza, Emy. sampai di sana, kami melepas lelah, membuat makanan pengganjal perut, mie instan, shalat, dan selepas maghrib, satu-persatu dari kami berpamitan. tinggal terakhir saya sendiri yang sebelumnya bersama Aninda Ulfa menunggu jemputan datang. setelah jemputan datang, dan juga terjadi sedikit masalah saat menjemput karena salah alamat, akhirnya saya pulang, dan selamat sampai di rumah, sesampainya di rumah, kembali saya panjatkan puji syukur karena anggota keluarga saya lengkap berada di rumah, alhamdulillah :)